Kabar Trenggalek - Banjir Bandang di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, terjadi sejak Minggu (09/10/2022) pukul 23.00 WIB. Banjir bandang yang meluber di pemukiman warga, membawa material lumpur dan ranting kayu.
Ramelan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Trenggalek, menduga salah satu penyebab meluapnya banjir ke pemukiman warga yaitu sampah yang menyangkut di jembatan pribadi.
Menurut Ramelan, jembatan tersebut beresiko mengganggu aliran sungai. Dahan dan ranting yang terbawa arus sungai ada yang berukuran besar. Sehingga, ketika volume sungai naik, dahan dan ranting menyangkut di bawah jembatan.
“Saya belum ke lokasi, tapi dari peninjauan sementara jembatan itu tidak sesuai spesifikasi, bisa jadi itu milik perorangan, dan dimungkinkan tidak punya izin [mendirikan jembatan],” ujarnya.
Namun, dugaan itu ditanggapi orang yang mengaku pihak keluarga pemilik jembatan di Tasikmadu tersebut. Pemilik akun @Ro Robiah Biah menyanggah dugaan Dinas PUPR Trenggalek di laman media sosial Info Seputar Trenggalek (IST).
Dirinya bercerita bahwa 15 tahun lalu (sekitar tahun 2007), pihak keluarga sudah meminta izin kepada Kepala Desa (Kades) Tasikmadu dan Kecamatan Watulimo, untuk mendirikan bangunan jembatan pribadi itu.
Namun, pada akhirnya pihak Desa Tasikmadu belum bisa menentukan, karena harus ada kesepakatan pihak terkait. Akhirnya, keputusan itu muncul dengan kesepakatan tidak boleh ada cagak di tengah jembatan.
"Karena zaman dulu kita memang gak punya akses jalan. Jalan ditutup sama tetangga pada waktu itu, karena memang alhamdulillah usaha keluarga kita lumayan lancar," tulis akun @Ro Robiah Biah.
Tak ayal dirinya juga mengaku bahwa selama 15 tahun jembatan itu dibangun tidak ada kayu yang nyangkut. Malah dirinya menyatakan jembatan utama di Tasikmadu sering ada sampah yang nyangkut.
"Dulu penyangga jembatan ini saja lgsg didatangkan dr surabaya, karena memang di sini tidak ada. Dan memang sudah diperhitungkan keseluruhan nya oleh keluarga dan pihak yg ikut membangun," tambahnya.
Menurut akun tersebut, jika tidak ada jembatan pribadi milik keluarganya, kemungkinan sampah akan nyangkut di jembatan utama dan menimbulkan kerusakan lebih parah lagi.
"Karena otomatis sampah akan nyantol di jembatan jalan utama. Dan kemungkinan akses jln utama malah rusak parah," terangnya.
UPDATE BENCANA BANJIR WATULIMO:
- 400 Keluarga Terdampak Banjir, IMM Trenggalek Galang Donasi
- Inilah Hasil Rapid Assessment Bencana Banjir Tasikmadu oleh MDMC Trenggalek
- Banjir Bandang Tasikmadu, Trenggalek Tanggap Darurat Bencana Dua Minggu
- Banjir Bandang Tasikmadu Watulimo, Diduga Jembatan Ilegal Jadi Biang Kerok
- Mahasiswa Trenggalek Galang Dana untuk Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor
- Dampak Banjir Bandang Watulimo, 17 Rumah Alami Rusak
- Muhammadiyah Watulimo Dirikan Dapur Umum untuk Warga Terdampak Banjir Bandang
- Tiga Sekolah Dasar terdampak Banjir Bandang di Watulimo
- Warga Bergotong Royong Membersihkan Material Sisa Banjir di Watulimo
- Banjir Bandang Desa Tasikmadu, Dua Dapur Umum Disiapkan Suplay Makanan Warga
- Lumbung Pangan Tsunami Desa Sawahan Difungsikan untuk Bencana Banjir Bandang Watulimo
- Jalur Wisata Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih dan Pantai Mutiara Tertutup Lumpur, Belum Bisa Dilewati
- Trenggalek Siaga Bencana, Pemkab Lemah Assessment
- Penyebab Banjir Bandang Tasikmadu, Watulimo: Sampah Tutup Sungai
- Banjir Tasikmadu Watulimo, Motor dan Kambing Hanyut
- Banjir Bandang di Watulimo Trenggalek, Jalan Tak Bisa Dilewati, Rumah Hancur dan Warga Kesulitan Makan