KBRT - Pada awal tahun 2025, Trenggalek tercatat mengalami 43 bencana alam. Bencana-bencana ini, hadir
Warga Desa Sumberbening, Dongko, Trenggalek, pasang banner tolak tambang emas di Gunung Sengunglung. Mereka khawatir tambang emas akan merusak ekosistem dan sumber air.
Penelitian Ecoton dan SEIJ mengungkap udara di Indonesia telah tercemar mikroplastik akibat kebiasaan membakar sampah plastik. Jakarta mencatat kadar tertinggi, namun fenomena ini mengancam seluruh daerah termasuk Trenggalek.
Pelatihan pembibitan kopi di Sumberbening Trenggalek digelar untuk menjaga kualitas kopi Sengunglung dan kelestarian alam pegunungan.
Trenggalek catat Indeks Kualitas Udara terbaik di Jawa Timur tahun 2024, tapi pemantauan belum merata karena keterbatasan anggaran.
Volume sampah Trenggalek meningkat jadi 33.469 ton pada 2024. PKPLH khawatir TPA Srabah penuh lebih cepat dari prediksi tahun 2030.
Hanya 35 persen desa di Kabupaten Trenggalek memiliki bank sampah. Aktivis lingkungan menilai kurangnya dukungan pemerintah membuat pengelolaan sampah belum optimal.
Sebanyak 34 bank sampah di Trenggalek berkumpul di Banksamu Durenan. Mereka sepakat memperkuat gerakan pengelolaan sampah dan dorong ekonomi daur ulang.
Festival Jaranan Trenggalek 2025 menampilkan Barongan Ekskavator karya Saga Tanjung Ilham sebagai simbol kritik ancaman tambang.
KBRT - Kapal tongkang pengangkut batubara terdampar di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, tepatnya
Putusan ini menjadi tonggak penting perlindungan hukum bagi aktivis lingkungan di Indonesia.
KBRT – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mengajak masyarakat menjaga kelestarian sumber air melalui
























