Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Ternyata Gunung Everest Bisa Terus Tumbuh Tinggi

KBRT Selain Makhluk hidup, ternyata sebuah gunung juga bisa tumbuh lebih tinggi. Perkembangan ini, bukan diakibatkan oleh sebuah pertumbuhan karena usia, melainkan akibat pergerakan lempeng tektonik dan pengangkatan akibat erosi.

ADVERTISEMENT

 

Gunung Everest, merupakan puncak tertinggi yang ada di muka bumi ini. Gunung ini, menjulang setinggi 8.849 meter di atas permukaan laut dan dapat bertumbuh beberapa mm setiap tahunnya.

 

Para ilmuwan, telah mengamati keunikan pertumbuhan gunung ini. Mereka menemukan, bahwa puncak Gunung Everest, dapat bertumbuh tinggi sekitar 2 milimeter setiap tahunnya. Meskipun pertumbuhan ini tergolong kecil, dalam pandangan geologi pertumbuhan ini merupakan hal yang sangat penting.

 

Sebuah penelitian mengabarkan, tidak hanya dorongan lempeng tektonik saja yang dapat menyebabkan pertumbuhan dari gunung ini. Dalam penelitian tersebut, dikatakan bahwa sungai-sungai yang mengalir di sekitar Everest, dan suatu fenomena bernama isostatic rebound, juga menjadi alasan pertumbuhan gunung yang satu ini.

 

Pada artikel kali ini, kami akan membahas bagaimana hal-hal tersebut, dapat mempengaruhi tumbuh tingginya Gunung Everest.

 

Lempeng Tektonik

Gunung everest, terbentuk akibat tabrakan dua lempeng tektonik yaitu India dan Eurasia, yang terjadi sekitar 40-50 juta tahun lalu. Tabrakan dua lempeng tersebut, menciptakan rangkaian pegunungan himalaya. Tabrakan ini, merupakan salah satu kejadian geologi paling dramatis yang terjadi di muka bumi ini.

 

Dan hingga hari ini, lempeng tektonik India masih terus mendorong ke bagian utara, melewati bawah Eurasia. Hal ini, menyebabkan Pegunungan Himalaya secara perlahan terus terangkat, dan salah satunya merupakan Gunung Everest.

 

ADVERTISEMENT

Erosi Sungai

Pergeseran lempeng tektonik, belum cukup untuk menjelaskan bertambahnya tingginya Gunung Everest. Salah satu faktor lain yang mendasari pertumbuhan dari gunung yang satu ini, adalah erosi yang disebabkan oleh sungai disekitar Everest.

 

Erosi sungai di sekitar Everest, khususnya sungai Arun yang mengalir sekitar 75 kilometer di timur Everest, telah membawa pergi batuan dan sedimen dalam jumlah yang besar. Pengikisan ini, dapat menimbulkan suatu dampak yang sangat mengejutkan.

 

Ketika beban dari batuan berkurang, kerak yang ada di bawah Everest akan semakin ringan. Hal ini, membuat kerak tersebut, perlahan-lahan terangkat kembali dan membuat Gunung Everest bertambah lebih tinggi.

 

Proses yang menarik ini, disebut sebagai fenomena isostatic rebound. Fenomena ini, juga menjadi salah satu faktor utama, yang menyebabkan naiknya ketinggian Gunung Everest yang terjadi tiap tahun.

 

Fenomena Penggabungan Sungai

Sungai Arun dan Sungai Kosi, sempat bergabung menjadi satu pada sekitar 89.000 tahun yang lalu. Peristiwa ini, dikenal dengan peristiwa drainage piracy. Penggabungan kedua sungai ini, memperbesar aliran dari sungai dan memperkuat erosi yang terjadi pada sungai secara drastis.

 

Aliran sungai yang deras, membuat sungai ini, mampu mengikis lebih dalam, dan membawa banyak sekali material dari kerak bumi, yang berakibat meningkatnya proses isostatic rebound.

 

Para ilmuwan memperkirakan penggabungan kedua sungai tersebut, telah menyumbang kenaikan ketinggian Everest hingga 15 sampai 50 meter lebih tinggi dari yang seharusnya terjadi.

 

Pertumbuhan Everest ini, menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak sekali fenomena dari bumi yang belum kita ketahui. Selama ini, permukaan dari bumi tidak benar-benar diam sepenuhnya. Kita, tidak akan pernah tahu kemana perkembangan bumi ini mengarah, hingga hal tersebut benar-benar terjadi.

Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Dukung Kami

Kabar Trenggalek - Lingkungan

Editor: Zamz