Kabar Trenggalek - Banjir bandang yang terjadi di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, merupakan salah satu bencana yang berdampak fatal di Kota Alen-Alen. Pasalnya, banjir itu menyebabkan rumah warga roboh hingga sedimen yang meluber ke badan jalan, Selasa (11/10/2022).
Peristiwa banjir itu dipicu akibat dahan dan ranting yang nyangkut di jembatan. Di balik itu, ada dugaan jika pembangunan jembatan itu milik perorangan dan tak berizin.
Dugaan itu pun diperkuat oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Trenggalek, Ramelan.
Ramelan tak menafikan, banjir bandang di Desa Tasikmadu dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah faktor alam dan human error.
Dari sisi faktor alam, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah merilis cuaca ekstrim yang patut diwaspadai sampai 10 Oktober 2022.
"Curah hujan tinggi itu membuat dahan dan ranting-ranting jatuh dan terbawa ke arah sungai," jelasnya.
Sementara dahan dan ranting yang terbawa arus ada yang berukuran besar, sehingga, menurut Ramelan, ketika volume sungai naik dahan dan ranting menyangkut di bawah jembatan.
Lain itu, ada faktor kesalahan manusia. Ramelan menduga jembatan yang memicu banjir bandang di Desa Tasikmadu tidak sesuai spesifikasi, yang dimungkinkan jembatan itu adalah milik perorangan.
"Saya belum ke lokasi, tapi dari peninjauan sementara jembatan itu tidak sesuai spesifikasi, bisa jadi itu milik perorangan, dan dimungkinkan tidak punya izin [mendirikan jembatan]," ujarnya.
Menyinggung upaya antisipasi jembatan ilegal agar terhindar dari jembatan tak sesuai spesifikasi, kata Ramelan, bukan cuma jembatan, bangunan pun juga banyak (diduga tak berizin). Namun belum bisa memastikan jumlah jembatan atau bangunan yang tak berizin.
"Kami lebih memprioritaskan [pengawasan] terhadap jembatan atau bangunan yang beresiko mengganggu aliran sungai. Tapi minggu ini kami akan meninjau ke lokasi [Desa Tasikmadu] untuk pengecekan lapangan," ungkapnya.
Di sisi lain, Wakil Adm Perum Perhutani Wilayah Kediri Selatan, Agus Suharya, mengkonfirmasi dahan dan ranting yang nyangkut di jembatan berasal dari pekarangan milik warga atau bukan tegakan dari wilayah hutan.
"Informasi kayu dari tanah milik masyarakat di pinggir kali [sungai], terbawa, hanyut, dan bukan juga dari pesanggem," tegasnya.
UPDATE BENCANA BANJIR WATULIMO:
Mahasiswa Trenggalek Galang Dana untuk Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor
Dampak Banjir Bandang Watulimo, 17 Rumah Alami Rusak
Muhammadiyah Watulimo Dirikan Dapur Umum untuk Warga Terdampak Banjir Bandang
Tiga Sekolah Dasar terdampak Banjir Bandang di Watulimo
Warga Bergotong Royong Membersihkan Material Sisa Banjir di Watulimo
Banjir Bandang Desa Tasikmadu, Dua Dapur Umum Disiapkan Suplay Makanan Warga
Lumbung Pangan Tsunami Desa Sawahan Difungsikan untuk Bencana Banjir Bandang Watulimo
Trenggalek Siaga Bencana, Pemkab Lemah Assessment
Penyebab Banjir Bandang Tasikmadu, Watulimo: Sampah Tutup Sungai