Kegiatan memasak di dapur umum SMK Muhammadiyah Watulimo, sejak pukul 6 pagi/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Terlihat, ada berbagai bahan pokok yang berjejeran di ruangan sekitar 10×10 meter tersebut. Ada tomat, bawang merah, bawang putih, labu siyem, terong, bayam, tempe, lombok, telur, kubis, wortel, brokoli, kacang, dan seledri.Ada beras, minyak goreng, mie, garam, bumbu penyedap rasa, serta kecap. Selain itu, tentunya ada berbagai alat masak dan kompor gas yang siap pakai setiap harinya. Pada pagi itu, mereka memasak nasi, telur balado, dan berbagai sayuran. Hingga pukul 07.15 WIB, mereka masih memasak.Meskipun dijadikan dapur umum, toko di ruangan kantin masih digunakan seperti biasanya. Di sela-sela ibu-ibu memasak, para pelajar keluar masuk toko untuk membeli jajanan.[caption id="attachment_21943" align=alignnone width=1280]
Para pelajar SMK Muhammadiyah Watulimo tetap beraktivitas/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Supiyah, ibu-ibu yang memasak di dapur umum, mengatakan ada tiga kali proses memasak, yaitu pagi siang, dan sore. Setiap hari, Supiyah ditemani Nyami, untuk memasak di dapur umum. Kemudian, ada warga lainnya yang membantu masak."Sekarang kondisi di dapur umum lebih santai. Kalau hari Senin [10/10/2022] lebih padat, karena bahan pokok sudah banyak," ujar Supiyah saat ditemui Kabar Trenggalek di dapur umum SMK Muhammadiyah Watulimo.Setiap selesai memasak, nasi dan lauk dibungkus, kemudian dibagi ke korban banjir bandang di Desa Tasikmadu. Ada tim tersendiri yang membagikan nasi bungkus tersebut.[caption id="attachment_21944" align=alignnone width=1280]
Dari kiri: Supiyah dan Nyami sedang memasak telur balado/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Setiap harinya bisa kirim 400 sampai 600 nasi bungkus. Berbeda-beda jumlahnya, sesuai kebutuhan di hari itu," terang Supiyah.Hingga pukul 08.15 WIB, Supiyah dan warga lainnya terus memasak. Mereka berharap, upaya ini bisa membantu kebutuhan makan korban banjir bandang. Sebab, banyak korban yang rumahnya terendam banjir serta lumpur. Alat-alat masak pun rusak, dan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.UPDATE BENCANA BANJIR WATULIMO:
- Korban Banjir Bandang Masih Kesulitan Makan, SYD Trenggalek Bagikan Nasi Bungkus dan Bahan Pokok
- 400 Keluarga Terdampak Banjir, IMM Trenggalek Galang Donasi
- Inilah Hasil Rapid Assessment Bencana Banjir Tasikmadu oleh MDMC Trenggalek
- Banjir Bandang Tasikmadu, Trenggalek Tanggap Darurat Bencana Dua Minggu
- Banjir Bandang Tasikmadu Watulimo, Diduga Jembatan Ilegal Jadi Biang Kerok
- Mahasiswa Trenggalek Galang Dana untuk Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor
- Dampak Banjir Bandang Watulimo, 17 Rumah Alami Rusak
- Muhammadiyah Watulimo Dirikan Dapur Umum untuk Warga Terdampak Banjir Bandang
- Tiga Sekolah Dasar terdampak Banjir Bandang di Watulimo
- Warga Bergotong Royong Membersihkan Material Sisa Banjir di Watulimo
- Banjir Bandang Desa Tasikmadu, Dua Dapur Umum Disiapkan Suplay Makanan Warga
- Lumbung Pangan Tsunami Desa Sawahan Difungsikan untuk Bencana Banjir Bandang Watulimo
- Jalur Wisata Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih dan Pantai Mutiara Tertutup Lumpur, Belum Bisa Dilewati
- Trenggalek Siaga Bencana, Pemkab Lemah Assessment
- Penyebab Banjir Bandang Tasikmadu, Watulimo: Sampah Tutup Sungai
- Banjir Tasikmadu Watulimo, Motor dan Kambing Hanyut
- Banjir Bandang di Watulimo Trenggalek, Jalan Tak Bisa Dilewati, Rumah Hancur dan Warga Kesulitan Makan
Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Kabar Trenggalek - Sosial















