Kabar Trenggalek - Sejak pukul 06.00 WIB, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Watulimo Trenggalek diguyur hujan gerimis. Satu per satu pelajar mulai berdatangan, Sabtu (15/10/2022).Sejak Senin (10/10/2022), ada yang berbeda dari suasana SMK Muhammadiyah Watulimo sebelumnya. Sebab, sejak hari itu sekolah ini dijadikan posko dapur umum untuk membantu kebutuhan makan bagi korban banjir bandang di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo.Pukul 06.15 WIB, terlihat ibu-ibu dan para pemuda yang sudah mulai memasak untuk kebutuhan makan korban banjir. Lokasi dapur umum ada di ruang makan kantin SMK Muhammadiyah Watulimo.[caption id="attachment_21942" align=alignnone width=1280]
Kegiatan memasak di dapur umum SMK Muhammadiyah Watulimo, sejak pukul 6 pagi/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Terlihat, ada berbagai bahan pokok yang berjejeran di ruangan sekitar 10×10 meter tersebut. Ada tomat, bawang merah, bawang putih, labu siyem, terong, bayam, tempe, lombok, telur, kubis, wortel, brokoli, kacang, dan seledri.Ada beras, minyak goreng, mie, garam, bumbu penyedap rasa, serta kecap. Selain itu, tentunya ada berbagai alat masak dan kompor gas yang siap pakai setiap harinya. Pada pagi itu, mereka memasak nasi, telur balado, dan berbagai sayuran. Hingga pukul 07.15 WIB, mereka masih memasak.Meskipun dijadikan dapur umum, toko di ruangan kantin masih digunakan seperti biasanya. Di sela-sela ibu-ibu memasak, para pelajar keluar masuk toko untuk membeli jajanan.[caption id="attachment_21943" align=alignnone width=1280]
Para pelajar SMK Muhammadiyah Watulimo tetap beraktivitas/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Supiyah, ibu-ibu yang memasak di dapur umum, mengatakan ada tiga kali proses memasak, yaitu pagi siang, dan sore. Setiap hari, Supiyah ditemani Nyami, untuk memasak di dapur umum. Kemudian, ada warga lainnya yang membantu masak."Sekarang kondisi di dapur umum lebih santai. Kalau hari Senin [10/10/2022] lebih padat, karena bahan pokok sudah banyak," ujar Supiyah saat ditemui Kabar Trenggalek di dapur umum SMK Muhammadiyah Watulimo.Setiap selesai memasak, nasi dan lauk dibungkus, kemudian dibagi ke korban banjir bandang di Desa Tasikmadu. Ada tim tersendiri yang membagikan nasi bungkus tersebut.[caption id="attachment_21944" align=alignnone width=1280]
Dari kiri: Supiyah dan Nyami sedang memasak telur balado/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Setiap harinya bisa kirim 400 sampai 600 nasi bungkus. Berbeda-beda jumlahnya, sesuai kebutuhan di hari itu," terang Supiyah.Hingga pukul 08.15 WIB, Supiyah dan warga lainnya terus memasak. Mereka berharap, upaya ini bisa membantu kebutuhan makan korban banjir bandang. Sebab, banyak korban yang rumahnya terendam banjir serta lumpur. Alat-alat masak pun rusak, dan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
UPDATE BENCANA BANJIR WATULIMO: