Suara Tolak Tambang Emas Gemparkan Pasar Rakyat Trenggalek
Kabar Trenggalek - Pagelaran Pasar Rakyat Trenggalek tak hanya diisi oleh gerai-gerai UMKM, taman bermain, dan pentas seni saja. Pada Selasa (23/08/2022) malam, pagelaran Pasar Rakyat di Alun-Alun Trenggalek itu digemparkan oleh suara tolak tambang emas.Suara tolak tambang emas itu disampaikan oleh para narasumber yang hadir sebagai pembicara dalam Dialog Interaktif Isu Lingkungan. Salah satu pembicara, Mukti Satiti, menyebutkan tambang emas mengancam penghasilan masyarakat dari kawasan hutan produksi di Trenggalek."Pada tahun 2016, Trenggalek itu ditetapkan sebagai International Durio Forestry terbesar. Kalau bahasa jawanya alas duren paling ombo sak donyo [hutan durian paling luas di dunia], ditetapkan oleh Menteri Pertanian waktu itu. Dan mayoritas masyarakat Trenggalek adalah petani dan nelayan. Ketika ada ancaman tambang emas, wilayah yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat itu akan dihancurkan," jelas Koordinator Aliansi Rakyat Trenggalek, itu.[caption id="attachment_18956" align=aligncenter width=1600] Jhe Mukti ungkap kekayaan alam Trenggalek terancam tambang emas/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Lelaki yang akrab disapa Jhe Mukti itu menyampaikan, Aliansi Rakyat Trenggalek telah berhasil menghentikan kegiatan PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) selama tiga tahun ini. Di mana, izin eksploitasi tambang emas PT SMN sudah terbit sejak 2019."Ini adalah kemenangan rakyat Trenggalek sebenarnya, karena kita bisa menghadang tambang emas sampai tiga tahun ini, mereka tidak bisa ngapa-ngapain. Karena kalau mereka bisa ngapa-ngapain, maka yang pertama dilakukan adalah pengerukan," terang Jhe Mukti."Kupasan tanah atas di Trenggalek akan ditaruh dimana ini? Mau ditaruh ke arah lereng yang ke arah Munjungan, ketika hujan, bakal banjir lumpur Munjungan. Berapa banyak kebun warga yang akan hilang? Berapa banyak orang Munjungan yang akan miskin gara-gara tanamannya hancur? Berapa banyak orang Watulimo yang hancur ekonominya karena tanaman duriannya juga ikut hancur?" tambahnya.[caption id="attachment_18968" align=aligncenter width=1080] Ribuan masyarakat menghadiri Pasar Rakyat Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Nadhirotul Ulfa, Ketua PC Fatayat NU Trenggalek, juga menyampaikan suara perempuan yang menolak tambang emas. Ulfa mengatakan, perempuan Trenggalek harus meningkatkan kesadaran dari ancaman eksploitasi tambang emas.Ulfa menyebutkan, Fatayat NU Trenggalek, memiliki slogan Be Smart, yaitu kepanjangan dari Sholikhah, Move On, Aktif, Amanah, Rajin, dan Taqwa. Melalui slogan itu, Fatayat NU Trenggalek membangun kesadaran kritis perempuan untuk menjaga lingkungan dari ancaman perusakan oleh tambang emas."Dari sinilah kita harus membiasakan dari keluarga-keluarga kecil kita, yang pertama adalah peduli lingkungan. Jadi, tambang bisa berhenti karena kepedulian para aktivis lingkungan ini," jelas Ulfa.[caption id="attachment_18955" align=aligncenter width=1080] Gus Zaki mengedukasi masyarakat tentang ancaman tambang emas/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Menyambung dialog interaktif itu, Ketua PC GP Ansor Trenggalek, M. Izzudin Zakki, menyampaikan bahwa ia sepakat dengan berbagai gagasan pelestarian alam Trenggalek. Oleh karena itu, lelaki yang akrab disapa Gus Zaki itu menegaskan, Trenggalek tidak butuh investor dan kroni-kroninya yang bakal merusak alam."Kita tidak butuh investor-investor yang hanya akan merusak alam di Trenggalek, kita tidak butuh PT PT yang akan mengeruk kekayaan Trenggalek dibawa ke luar sana. Dan kita juga tidak butuh pejabat, aparat, yang menjadi beking, menjadi penjilat orang-orang yang akan merusak alam di Kabupaten Trenggalek," tegas Gus Zaki."Kalau masih ada saja lurah-lurah, perangkat-perangkat desa, aparat-aparat, pejabat baik di tingkat kecamatan atau kabupaten yang masih berkongkalikong dengan tambang-tambang yang secara masif nanti akan merusak alam di Trenggalek, dan merusak ekosistem, maka saya persilahkan untuk pergi dari Trenggalek. Saya persilahkan hengkang dari Trenggalek karena Trenggalek tidak butuh kalian semua," lanjut Gus Zaki.[caption id="attachment_18969" align=aligncenter width=1080] Masyarakat yang hadir di kegiatan Pasar Rakyat Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Sebagai penutup dialog interaktif, Trigus Dodik Susilo, Koordinator Kader Hijau Muhammadiyah Trenggalek, mengungkapkan bahwa tidak ada kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar tambang. Trigus tahu hal itu, karena ia pernah menjadi pekerja tambang di Kalimantan."Saya adalah orang yang pernah bekerja di tambang, di Kalimantan selama 5 tahun, di Batubara. Dan mata saya menyaksikan sendiri, tidak ada kesejahteraan, di masyarakat lokal. Janji janji kesejahteraan nanti akan dimunculkan, padahal alam Trenggalek sudah cukup memberikan kita makan," ujar Trigus.Trigus juga menyebutkan berbagai kerusakan alam akibat pertambahan. Pertambangan emas eecara open pit yang akan dilakukan PT SMN, tentunya bakal ada blasting (peledakan). Oleh karena itu, masyarakat Trenggalek harus satu suara menolak tambang emas PT SMN."Ketika BOM diledakkan, lihat tanahmu rontok, jangan nangis! Kalau kita tidak bersikap satu suara menolak pertambangan emas ini. Bupati sudah menolak, Gus Zaki sudah menolak, yang lain-lain sudah menolak, wes menolak saja," terang Trigus.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow