KBRT - Ancaman tambang kembali memantik kekhawatiran warga setelah akun Instagram Bupati Trenggalek mengunggah ulang postingan milik Far East Gold (FEG) terkait perkembangan tambang emas di wilayah Trenggalek.
Dalam unggahan tersebut, sejumlah titik seperti Desa Ngerdani di Kecamatan Dongko serta beberapa dusun di Kecamatan Kampak disebut masuk dalam prioritas eksploitasi.
Informasi itu sontak membuat warga terkejut, salah satunya Nurdin Ali (37), warga RT 16 RW 03 Desa Ngerdani. Ia tak menyangka wilayah tempat tinggalnya kembali disebut sebagai lokasi sasaran penambangan.
“Baru hari ini, postingan itu muncul, saya kaget Ngerdani masuk sasaran, bahkan wilayah Dongko yang booming menolak sering mengadakan pertemuan sering sosialisasi kepada masyarakat secara umum pertemuan kan Sumberbening,” ujarnya.
Unggahan FEG yang bertanggal 6 Mei 2024 itu mendadak ramai lagi di media sosial setelah mendapat banyak sorotan dari masyarakat. Menurut Nurdin, informasi tersebut kini menyebar ke berbagai grup WhatsApp warga Ngerdani dan menimbulkan gelombang penolakan.
“Melalui grup-grup humoris masyarakat Desa, intinya kebanyakan juga menolak,” katanya.
Nurdin menambahkan, grup percakapan warga yang ia ikuti beranggotakan sekitar 375 orang. Ia juga mengingat kembali bahwa pada 2018–2019 pernah ada sosialisasi oleh pihak yang mengatasnamakan PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) untuk mengambil sampel tanah di beberapa titik Desa Ngerdani. Namun setelah itu, tidak ada lagi kabar lanjutan mengenai kegiatan pertambangan di sana.
“Demi kesuburan dan pelestarian alam, kalau sampai itu masuk, kekuasaan tidak akan berhenti ketika mereka disuruh berhenti, ketika sudah menikmati pasti akan lanjut, dan kami akan kewalahan, maka sebelum kesana semampu dan semaksimal mungkin saya menyarankan menolak,” tegasnya.
Kekhawatiran serupa disampaikan Zahwa Adiz, warga RT 16 RW 08 Dusun Tenggar, Desa Senden, Kecamatan Kampak. Ia mengaku khawatir jika wilayahnya menjadi bagian dari peta potensi tambang emas dan tembaga seperti yang tercantum dalam unggahan tersebut.
“Saya tinggal di Desa Senden, berdasarkan informasi yang beredar desa saya tidak termasuk wilayah konsesi tambang. Saya lebih condong menolak adanya pertambangan di Kampak karena hal tersebut akan memberikan dampak negatif seperti mencemari sumber air dan mengancam lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan masyarakat di Kampak,” ucap Zahwa.
Hal senada diungkapkan Rifky Jhon Mbranjang, warga Dusun Branjang, Desa Bogoran, Kecamatan Kampak. Ia mengaku terkejut ketika mengetahui daerah tempat tinggalnya berdekatan dengan zona merah pertambangan PT SMN dan FEG.
“Saya sendiri waktu pertama mendengar bahwa Kecamatan Kampak masuk ke dalam area konsesi tambang ini kaget, mas. Karena memang informasi tentang pertambangan masih sangat asing di telinga saya,” tuturnya.
Ia menambahkan, dirinya mengetahui kabar ini setelah mendapat informasi dari sejumlah komunitas lingkungan seperti Mantra Bumi dan Serikat Suket.
“Dan lebih kaget lagi ketika tahu bahwa tempat saya tinggal di Branjang, Bogoran ini berada sangat berdekatan dengan red zone pertambangan PT SMN & FEG, yang mana pasti akan ikut merasakan dampak daripada aktivitas pertambangan tersebut,” lanjutnya.
Rifky menegaskan, warga sekitar menolak keras aktivitas tambang karena berpotensi merusak sumber air dan hutan yang selama ini menjadi penopang kehidupan masyarakat.
“Warga sekitar dan beberapa teman sudah mulai mengetahui adanya kabar pertambangan ini, dan respon mereka sangat khawatir dan takut apabila aktivitas pertambangan ini terjadi. Mereka akan kehilangan tempat tinggal sekaligus lumbung pangan yang sudah menjadi kehidupan kami dari dahulu,” ujarnya.
Ia juga mengajak warga Trenggalek untuk tetap kompak menolak segala bentuk aktivitas tambang yang berpotensi merusak lingkungan.
“Warga Branjang dan semua warga Trenggalek. Bilamana ada tawaran berupa uang dan materi lain, semoga kita semua ingat betapa berharganya tanah dan mata air yang menjadi penghidupan kita saat ini. Karena jika saja kita tidak punya uang ataupun emas, kita masih punya tanah dan air untuk kita tanduri telo dan sayur. Tambang mas ora ritek!” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Far East Gold (FEG) belum memberikan tanggapan resmi meskipun telah dihubungi melalui email.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat














