Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Apa Saja Makanan Khas Trenggalek? Ada Ayam Lodho hingga Jajanan Oleh-Oleh

Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Kabupaten Trenggalek, Anda mungkin bertanya apa saja makanan khas Trenggalek? Oleh karena itu, Kabar Trenggalek memberikan ulasan tentang makanan khas Trenggalek.

Ada banyak makanan khas Trenggalek yang terkenal dengan kelezatan masakan Jawa Timur-an. Selain itu, ada beberapa makanan, jajan, serta komoditas pertanian Trenggalek, yang bisa Anda nikmati.

Ulasan makanan  khas Trenggalek ini berdasarkan riset dan reportasi yang dilakukan oleh jurnalis Kabar Trenggalek. Tentu Anda sudah tidak sabar untuk mengetahui makanan khas Trenggalek, simak berikut ini.

Ayam Lodho

Ayam Lodho/Foto: Istimewa

Ayam Lodho adalah makanan khas Trenggalek. Ayam Lodho merupakan adalah masakan dari ayam kampung yang dibakar kemudian dimasukkan ke dalam adonan santan kental. Ayam Lodho menawarkan kenikmatan rasa pedas.

Ayam Lodho semakin nikmat dengan harum aroma masakan gurih santan dan rempah kental, serta taburan bawang goreng. Apalagi, tekstur daging yang dihasilkan dari masakan Ayam Lodho begitu lembut. Kenikmatan Ayam Lodho lebih mak nyuss karena disajikan bersama nasi gurih (uduk) dan sayur kulupan (urap).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan Ayam Lodho sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2016. Masyarakat Trenggalek melestarikan Ayam Lodho sebagai menu khas di berbagai acara. Ayam Lodho biasanya menjadi hidangan khas saat syukuran, selametan, pesta, perkawinan, dan acara-acara lainnya.

Maestro dari Ayam Lodho adalah Muhammad Yusuf, warga Trenggalek. Hingga hari ini, Ayam Lodho banyak tersebar di Trenggalek, Tulungagung, Surabaya, Ponorogo, Blitar, dan Kediri. Dilihat dari tampilannya, Ayam Lodho mirip dengan opor ayam. Tapi, perbedaanya Ayam Lodho memiliki kuah santan yang kental, rasa cabai yang pedas, serta aroma bakar yang khas.

Bagi Anda yang tertarik untuk menikmati Ayam Lodho khas Trenggalek, silakan berkunjung ke tempat makan terdekat. Salah satunya Rumah Makan Ayam Lodho Pak Yusuf, di Jl. Raya Kedunglurah, Brongkah Wetan, Kec. Pogalan, Kab. Trenggalek, Jawa Timur. Lokasi google maps: https://maps.app.goo.gl/TputpSkcGMKjp7nc7

Ayam Ungkep MbahWandi

Ayam Ungkep Mbah Wandi/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Makanan khas Trenggalek berikutnya adalah Ayam Ungkep Mbah Wandi. Masakan Ayam Ungkep ini sudah melegenda sejak tahun 1968. Alamat lengkap kuliner Ayam Ungkep ini ada di RT 09 RW 01 Desa Tanggaran, Kecamatan Pule, Trenggalek.

Kecamatan Pule merupakan wilayah paling tinggi di Trenggalek. Ketinggiannya mencapai 700 mdpl, dengan suhu rata-rata 21°C. Udara dingin menambah kenikmatan saat menyantap ayam ungkep yang dibumbui dengan rempah khas produksi Trenggalek.

Ungkep adalah teknik memasak dengan mendiamkan ayam yang telah dilumuri bumbu hingga berjam-jam. Tujuan dari ungkep ayam supaya bumbu bisa meresap sempurna. Sehingga, saat digoreng rasanya gurih dan khas.

Proses memasak secara tradisional menggunakan tungku kayu, menambah aroma ruang makan. Ada dua tungku dan empat lobang penuh dengan ungkepan ayam.

Ayam Ungkep Mbah Wandi terkenal dengan tekstur dagingnya yang lembut. Nasi hangat dan sambal hijau, menjadi variasi yang khas ketika menyantap ayam ungkep masakan Mbah Wandi.

Pindang Sapi Gandusari

Pindang Sapi Gandusari/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Pindang Sapi Gandusari menjadi makanan khas Trenggalek selanjutnya. Lokasinya ada di sebelah Pasar Kecamatan Gandusari. Kuliner Pidang Sapi yang dikelola Bu Siti itu sudah ada sejak tahun 1985.

Pindang Sapi Gandusari merupakan salah satu kuliner malam, dengan mulai buka jam 02.00 dini hari. Pada jam-jam malam itu, warga sekitar berbondong-bondong untuk menikmati kelezatan Pindang Sapi.

Cita rasa Pindang Sapi terkenal dengan terkenal kelezatannya. Dagingnya empuk, rempah-rempah bumbu pindang sapinya juga meresap. Warga yang mencicipi Pindang Sapi gandusari bisa dipastikan bakal ketagihan.

Bagaimana tidak ketagihan? Ada puluhan warga yang siap menyantap Pindang Sapi Gandusari setiap malamnya. Jika tertarik untuk mencicipi Pindang Sapi Gandusari, Anda harus segera bergegas. Sebab, dalam waktu 7 jam, dagangan pindang sapi itu sudah ludes dibeli warga.

Pecel Mbah Malidi

Pecel Mbah Malidi/Foto: Devi

Di Trenggalek ada warung atau rumah makan legendaris, yaitu Warung Pecel Mbah Malidi atau lebih dikenal dengan sebutan Counter Perut Mbah Malidi. Pecel Mbah Malidi menjadi salah satu kuliner Trenggalek yang sangat terkenal.

Beragam kuliner dapat Anda temui di Counter Perut Mbah Malidi. Kuliner favorit utamanya adalah nasi pecel. Berbagai macam variasi yang menjadi lauk perlengkap pecel bisa Anda pilih di sini. Seperti nasi pecel lauk ayam krispi.

Pecel Mbah Malidi memiliki cita rasa sambal kacang yang khas dengan porsi nasi yang banyak. Warungnya selalu ramai dikunjungi masyarakat hingga pemburu kuliner. Selain itu, warung ini semakin ramai saat jam sarapan dan jam makan siang.

Pecel Mbah Malidi terletak di tiga tempat, ada yang di dekat Polres Trenggalek, utara Alun-alun Trenggalek, dan Utara Jalan Diponegoro.

Dekat Polres Trenggalek:
https://maps.app.goo.gl/zKXLt3M6DGq23Z7B8

Utara Jalan Diponegoro:
https://maps.app.goo.gl/9EgF9a65TD6hDboD9

Utara Alun-Alun Trenggalek:
https://maps.app.goo.gl/3oowvi9o513v6TJt5

Nasi Gegog

Nasi Gegog/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Nasi Gegog Khas Trenggalek bisa dibilang menjadi satu-satunya kuliner dari Trenggalek yang belum ditemukan di daerah lain. Nasi Gegog adalah nasi campur lauk dan sambal yang dibungkus dengan daun pisang, lalu dikukus sebelum disajikan.

Nama nasi atau Sega Gegog merupakan akronim dari Sega Genem Godhong Gedhang. Artinya, nasi yang dibungkus daun pisang. Nasi Gegog dipopulerkan pertama kali oleh Mbah Tumirah, warga RT 02, RW 01, Dusun Jeruk, Desa Srabah, Kecamatan Bendungan, Trenggalek.

Sejarahnya, ide penciptaan Nasi Gegog dipengaruhi oleh tipografi Trenggalek yang dikelilingi pegunungan. Pekerjaan mayoritas masyarakat di Trenggalek adalah petani di ladang.

Seringkali, petani yang ingin menghindari cuaca panas harus berangkat kerja sepagi mungkin. Keadaan tersebut memantik daya kreatif ibu-ibu Trenggalek menyiapkan bekal yang enak secara cepat. Akhirnya, tercetuslah ide membuat Nasi Gegog.

Nasi Gegog pada umumnya menggunakan lauk teri atau ikan kecil-kecil. Seiring berkembangnya zaman, sajian nasi gegog beraneka ragam, seperti gegog tuna, gegog ayam, dan gegog ampela.

Suguhan hangat Nasi Gegog Mbah Tumirah lebih mantab ketika dipadukan dengan tempe goreng atau tahu bulat, dengan minuman teh tawar.

Nasi Gegog selalu disajikan pada pembeli dalam keadaan panas. Aroma wangi nasi yang dibungkus kecil-kecil menggunakan daun pisang, selalu sukses membuat perut keroncongan.

Mbah Tumirah mampu menjual 100 bungkus lebih Nasi Gegog dalam sehari. Bahkan waktu pagi sudah ada pelanggan yang membeli untuk dijual kembali. Satu bungkus Nasi Gegog dibandrol dengan harga Rp. 3 ribu.

Kini, Nasi Gegog sangat terkenal di kalangan pecinta kuliner. Bisa dipastikan, setelah makan sebungkus Nasi Gegog bakal nambah lagi. Lokasi Warung Nasi Gegog Mbah Tumirah luas dan nyaman, cocok utuk makan ramai-ramai bersama teman dan keluarga.

Ikan Asap

Ikan Asap/Foto: MC Putra

Ikan Asap khas Trenggalek menjadi buronan wisatawan yang berkunjung untuk menikmati panorama Pantai Pasir Putih, Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo. Ikan asap khas Trenggalek itu terlihat berjejer rapi, aroma gurihnya menghampiri hidung wisatawan.

Lokasi warung Ikan Asap berada di depanjang jalan sekitar Pantai Pasir Putih, Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Wisatawan yang datang akan dihadapkan dengan jejeran kuliner ikan asap. Ada berbagai macam hidangan ikan asap, seperti cumi asap, tuna asap, dan aneka ikan dari laut bumi menak sopal Trenggalek.

Para pedagang menjajakan ikan asap di rukonya sepanjang jalan. Ada sekitar 40 ruko yang isinya menjajakan ikan asap. Harga Ikan Asap yang cukup variatif ini membuat pengunjung rugi kalau Putih tidak membawa oleh-oleh ikan. Apalagi, harga Ikan Asap di Pantai Prigi lebih murah daripada di pasar atau tempat lain yang jauh dari pantai.

Bothok Ikan Laut

Bothok Ikan Laut/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)

Pesisir Selatan Trenggalek memiliki ragam hidangan kuliner laut. Salah satunya Bothok Ikan Laut legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1990, dan dikelola turun temurun oleh keluarga Bu Wiwik Agustiani.

Bothok adalah istilah untuk masakan yang dimasak dengan santan dan kelapa muda parut. Kemudian diberi bumbu lalu dibungkus daun pisang bentuk silinder. Di beberapa daerah lain, bothok juga dikenal dengan nama pepes atau pais.

Bothok Ikan Laut yang memiliki rasa gurih, lebih pas disantap dengan nasi hangat dan sedikit mie kuning. Bothok Ikan Laut itu hasil tangkapan pancingan dari laut, seperti cumi-cumi dan ikan blencing.

Lokasi kuliner Bothok Ikan laut ini berada di jalur utama Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, atau jalur menuju Pantai Damas. Tepatnya, lokasi kuliner botok berada di kawasan Pantai Prigi, ambil jalur ke barat melalui Jalur Lintas Selatan (JLS) ke arah Pantai Cengkrong atau Damas.

Sebelum Pantai Cengkrong, terdapat persimpangan gapura Desa Karanggandu ambil jalur ke kanan. Warung kuliner botok ini berada di kiri jalan, 50 meter dari persimpangan. Ada “Warung Botok Wono Lestari” namanya.

Ada beberapa menu menarik yang ditawarkan. Di antaranya Bothok Ikan Laut, Botok Cumi-Cumi maupun Bothok Tawon.

Dalam sehari, Wiwik mampu menjual 200-300 bungkus Bothok Ikan Laut. Jumlah itu bisa meningkat pada hari libur. Selain Trenggalek, ada pelanggan dari kuar kota, seperti Jakarta dan Surabaya.

Botok yang disajikan Wiwik itu bisa dinikmati tanpa terlalu dalam merogoh isi dompet. Semua jenis botok dijual dengan harga yang sama yaitu Rp. 7 ribu per bungkus.

Alen-Alen

Alen-Alen/Foto: Istimewa

Alen-Alen adalah makanan khas Trenggalek yang berbentuk bundar seperti cincin. Saat mencicipi alen-alen, rasanya renyah dan gurih. Kabarnya, jajanan alen-alen dipopulerkan pada zaman Bupati Trenggalek, Kanjeng Raden Temanggung Wijoyo Kusumo, sekitar tahun 1894. Oleh karena itu, Trenggalek disebut sebagai Kota Alen-Alen.

Alen-Alen khas Trenggalek tersebut mirip dengan jajanan khas Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yaitu Lanting. Bedanya dengan Lanting, Alen-Alen memiliki komposisi kaya akan rempah-rempah untuk membuat rasa yang gurih.

Ada perbedaan antara tekstur Alen-Alen dengan Lanting. Lanting memiliki tekstur yang lebih padat dan lebih keras saat digigit. Kalau Alen-Alen lebih empuk, teksturnya seperti kerupuk. Alen-Alen memiliki bentuk bulat kecil berwarna kuning.

Seiring berkembangnya zaman, Alen-Alen khas Trenggalek saat ini dikembangkan menjadi varian rasa. Ada balado, serta rasa gurih manis. Jika tertarik, Anda bisa dengan mudah mendapatkan alen-alen di setiap toko yang ada di Trenggalek.

Tempe Keripik

Tempe Keripik/Foto: Istimewa

Selain Alen-Alen, Trenggalek terkenal dengan makanan khas Tempe Keripik. Cita rasa Tempe keripik yang renyah dan nikmat sangat melekat di lidah dan hati masyarakat. Kelezatan Tempe Keripik menjadikannya sebagai jajan khas Trenggalek yang banyak dicari. Sehingga, Trenggalek juga dikenal sebagai Kota Tempe Kripik.

Proses pembuatan Tempe Keripik terbilang cukup lama. Sebelum masuk tahap penggorengan, kedelai harus melewati proses peragian selama lima hari hingga akhirnya menjadi tempe dan dipotong tipis-tipis.

Setelah tempe dipotong tipis-tipis, proses selanjutnya adalah dimasukkan kedalam adonan tepung plus bumbu dan diproses dalam tungku penggorengan yang menggunakan kayu bakar pilihan.

Penggorengan dilakukan selama 30 menit, hingga warna tempe kripik mulai menguning. Setelah selesai digoreng, tempe keripik ditiriskan dan siap untuk dikonsumsi. Tempe keripik khas Trenggalek ini mampu bertahan hingga berbulan-bulan jika disimpan di tempat yang kedap udara dan tidak lembab.

Pembuatan tempe keripik khas Trenggalek ini menggunakan bumbu tradisional, dengan mempertahankan kualitas bahan baku kedelai. Dengan bumbu rempah daun jeruk, menjadikan cita rasa Tempe Keripik sangat candu bagi penikmatnya.

Selain bisa ditemukan di rumah produksi, Aneka jajanan khas Trenggalek seperti tempe keripik dapat ditemukan di jalur utama antar kabupaten dan selalu ramai dikunjungi pemburu kuliner.

Di Trenggalek ada dua titik sentra kios penjual jajanan khas Trenggalek, yakni di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Ngantru dan di Dusun Kranding, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan. Dua tempat tersebut selalu menjadi rujukan bagi para pemburu kuliner dari berbagai daerah yang ingin membeli oleh-oleh.

Sentra jajanan khas di Jalan Yos Sudarso, berada di ruas jalur utama penghubung Kabupaten Trenggalek-Ponorogo. Jika dari arah Ponorogo, sentra jajanan khas ini berada setelah Jembatan Jagalan dan masuk arah wilayah perkotaan.

Sementara sentra jajanan khas yang ada di Dusun Kranding, Desa Bendo, Kecamatan Pogalan Trenggalek ada di Jalur Lintas Selatan (JLS) Trenggalek-Pacitan-Wonogiri atau yang hendak menuju Tulungagung hingga Malang.

Manco Wijen

Manco Wijen/Foto: Istimewa

Manco Wijen menjadi makanan khas Trenggalek yang tak kalah nikmat. Selain ALen-Alen dan Tempe Keripik, Jajanan Manco Wijen juga banyak dicari oleh pecinta kuliner.

Manco adalah jajanan yang manis dan gurih, karena ada taburan wijen yang menyelimuti manisnya gula merah.

Jajanan Manco memiliki tekstur renyah dan gurih, karena ada balutan gula. Manco merupakan jajanan yang tegolong tradisional, karena sudah ada sejak zaman dahulu.

Salah satu penjual Manco di Trenggalek adalah Bu Suyono. Ia sudah menjajakan Manco sejak tahun 1991. Resep Manco itu didapatkan Bu Suyono dari neneknya secara turun temurun.

Jika Anda tertarik, silahkan mengunjungi alamatnnya ada di Kelurahan Ngantru Jalan Basuki Rahmat Gg. Kambe Nomor 44 Lok Songo, Trenggalek.

Gembrung

Gembrung khas Trenggalek/Foto: AK Slawe Watulimo (Facebook)

Gembrung merupakan makanan khas Trenggalek. Tepatnya, gembrung menjadi jajanan khas RT 03, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Oleh karena itu, RT 03 Desa Slawe dikenal sebagai Kampung Gembrung.

RT 3 Desa Slawe merupakan pusat produksi Gembrung. Warga RT 03 Desa Slawe mulai membuat gembrung sehari sebelum memasuki hari pasaran Jawa, yaitu legi, pahing, dan wage. Gembrung menawarkan rasa manis legit hasil campuran singkong, gula pasir, dan gula merah, serta dikombinasikan dengan rasa gurih dari taburan parutan kelapa.

Resep gembrung sudah menjadi warisan di Desa Slawe dan diteruskan secara turun temurun. Meski sudah diwariskan sejak puluhan tahun yang lalu, cita rasa gembrung tetap terjaga. Anda bisa membeli Gembrung di Pasar Sebo Slawe dengan harga Rp 7 ribu - Rp 10 ribu untuk 1 gulung Gembrung.

Hingga kini, Gembrung terus dilestarikan ke generasi muda, salah satunya melalui Karnaval Hari kemerdekaan Indonesia. Jajan Gembrung khas Trenggalek itu ditampilkan oleh perempuan-perempuan RT 03 Desa Slawe yang memakai atribut rinjing kecil dan digendong menggunakan jarit.

Penampilan itu merupakan simbolis para ibu-ibu produsen jajan Gembrung yang setiap kali pergi ke pasar. Mereka selalu menggendong rinjing berisikan Gembrung-Gembrung untuk dijual.

Durian

Durian khas Trenggalek/Foto: Jadesta

Trenggalek memiliki banyak makanan khas komoditas pertanian yang sangat terkenal, salah satunya adalah Durian. Setidaknya, ada tiga jenis Durian khas Trenggalek yang memiliki kelezatan dan cocok dicicipi saat panen raya. Yaitu Durian Ripto, Durian Kunirjiman, dan Durian Rindu.

Perlu diketahui, Hutan Durian terluas di Dunia berada di Tren