Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Sompil Bu Suratin, Kuliner Legendaris Trenggalek yang Bikin Rindu Masa Lalu

Sompil Bu Suratin di Trenggalek sajikan cita rasa tradisional lontong sayur khas Jawa Timur dengan harga terjangkau mulai Rp5.000 per porsi.

  • 09 Nov 2025 12:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Harga mulai Rp5.000 per porsi dan bisa dipesan lewat ojek online.
    • Cita rasa khas berasal dari bumbu blendrang turun-temurun keluarga.

    KBRT – Bagi warga Trenggalek yang rindu cita rasa tradisional, Sompil Bu Suratin bisa menjadi pilihan. Hidangan lontong sayur khas Jawa Timur ini bisa dinikmati setiap hari di Jalan H.O.S. Cokroaminoto No. 3A, Kelurahan Sumbergedong, Trenggalek.

    Dengan harga terjangkau mulai Rp5.000 per porsi, pembeli dapat memilih menu sesuai selera. Bahkan, Dapur Sompil Bu Suratin kini bisa dipesan melalui layanan ojek online bagi pelanggan yang ingin menikmati tanpa perlu datang langsung.

    “Sompil original harganya murah Rp5.000, kalau pakai ayam Rp5.000, jika ingin komplit dengan semur telur Rp10.000,” ujar Suratin, Sabtu (8/11/2025).

    Dalam rumah sederhana bergaya lawas miliknya, antrean pembeli kerap terlihat di gang kecil menuju dapur. Suratin melayani pesanan melalui jendela kecil yang menghadap langsung ke jalan — ciri khas yang membuat pembeli merasa seperti datang ke rumah sendiri.

    Kuliner Sompil Trenggalek yang masih legenda. KBRT/Nandika

    Sompil buatannya dikenal karena kuah sayur nangka yang lembut dan gurih, dimasak dengan bumbu blendrang khas keluarga Suratin.

    “Sompil itu kalau tidak pakai blendrang jelas tidak enak. Di sini satu porsi sudah lengkap dengan kerupuk dan bubuk kacang tanah biar tambah gurih,” tuturnya.

    Dalam sehari, Suratin biasanya menghabiskan setengah hingga satu kilogram beras untuk membuat lontong, tergantung jumlah pesanan. Namun, sejak dua tahun terakhir, penjualannya mulai menurun dibanding masa awal ia membuka usaha.

    “Namanya jualan ya tidak pasti, tapi Alhamdulillah setiap hari masih terus ada,” katanya.

    Suratin mengaku memilih berjualan di rumah untuk membantu ekonomi keluarga sekaligus meneruskan keahlian memasak sompil yang ia pelajari dari kakak iparnya. Meski sederhana, usahanya menjadi bukti bahwa kuliner lawas masih memiliki tempat di hati warga Trenggalek.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Sosial

    Editor:Zamz