Jika membahas Kabupaten Trenggalek memang tidak ada habisnya. Sebab, banyak hal unik yang bisa diulas. Seperti Trenggalek disebut kota apa?
Selain memiliki banyak pantai yang hamparan pasirnya indah dengan balutan angin sepoi-sepoi, Trenggalek punya beragam julukan.
Trenggalek biasanya dijuluki sebagai "Kutho Tempe Kripik" (Kota Tempe Kripik). Kemudian ada yang menyebut Trenggalek sebagai "Kutho Gaplek" (Kota Gaplek) dan ada juga yang menyebut sebagai "Kutho Alen-alen" (Kota Alen-Alen).
Selain itu, ada lagi yang menjuluki Trenggalek sebagai Kota Pensiunan dan Kota Pertahanan. Pemberian julukan-julukan yang disematkan pada Trenggalek tersebut begitu melekat di pemikiran masyarakatnya.
Daftar Isi [Show]
Daftar Julukan Kabupaten Trenggalek
1. Trenggalek Kota Alen-Alen
Trenggalek disebut Kota Alen-Alen. Perlu diketahui, alen-alen merupakan makanan khas Trenggalek yang sangat terkenal di dalam kota dan luar kota. Alen-alen memiliki bentuk bulat seperti cincin.
Dalam bahasa Jawa, cincin disebut sebagai ali-ali. Oleh karena itu, masyarakat menyebutnya sebagai alen-alen.
Jajanan alen-alen memiliki rasa yang gurih dan lezat. Kerenyahan dari alen-alen membuat lidah tak berhenti bergoyang. Jajanan ini begitu melekat di lidah dan hati masyarakat Trenggalek.
Dulu, alen-alen hanya memiliki satu rasa saja, yang sekarang disebut sebagai rasa original. Kini, alen-alen sudah memiliki berbagai varian rasa, ada rasa keju, rasa balado, dan lain-lain.
Untuk Anda yang ingin merasakan kelezatan alen-alen bisa membeli di toko-toko jajanan yang ada di Trenggalek.
Namun, jika ingin mencoba varian rasa yang lain, Anda bisa membelinya di ruko-ruko yang berderet sepanjang jalan di Dusun Ngasinan, Kecamatan Pogalan. Lokasinya berada di pinggir jalan raya arah Tulungagung.
Di Pogalan, banyak pedagang yang menjajakan alen-alen dengan berbagai varian rasa. Sebab, Pogalan merupakan pusat sentra alen-alen di Trenggalek.
2. Trenggalek Kota Tempe Kripik
Berikutnya, Trenggalek disebut Kota Tempe Kripik. Selain alen-alan, tempe kripik merupakan makanan khas Trenggalek.
Sama seperti alen-alen, tempe kripik juga begitu melekat di lidah dan hati masyarakat Trenggalek. Tak ayal, jika Trenggalek dikenal sebagai Kota Tempe Kripik.
Rasa tempe kripik yang gurih dan renyah membuat orang yang merasakannya jadi ketagihan. Menyantap tempe keripik tidak perlu risau, karena jajanan ini tidak mengandung bahan kimia.
Tempe kripik juga menjadi camilan yang awet dan tahan lama. Cukup disimpan dalam wadah yang kering dan kedap udara.
3. Trenggalek Kota Gaplek
Selain Kota Alen-Alen dan Kota Tempe Kripik, Trenggalek disebut Kota Gaplek. Mengapa Trenggalek disebut Kota Gaplek? Jawabannya karena Trenggalek sejak zaman dahulu sudah terkenal dengan hasil produksi gaplek yang melimpah.
Perlu diketahui, gaplek adalah hasil olahan umbi singkong yang telah dibersihkan dan dikeringkan di bawah terik mata hari. Gaplek kemudian dihaluskan menjadi tepung.
Menurut Manuskrip Kraton Kasunanan Surakarta, kata Trenggalek secara sederhana ialah kota gaplek atau daerah penghasil gaplek (makanan yang diolah dari ubi ketela pohon atau singkong). Dalam manuskrip itu, disebutkan nama Galek sudah muncul pada zaman Raja Mataram sebelum Mpu Sindok, yaitu Rakai Dyah Wawa (924-928).
Kata Trenggalek digunakan untuk menunjukkan daerah penghasil gaplek, ketela pohon yang dikeringkan. Gaplek pada zaman itu merupakan makanan rakyat jelata tetapi sekaligus hidangan khusus di kraton.
Gaplek diolah menjadi karak, dimasak seperti masak beras dan dihidangkan bersama-sama dengan air gula merah. Jenis gaplek yang digunakan ialah gaplek yang “terang” berwarna putih bersih. Daerah penghasil gaplek jenis ini ialah kecamatan Bendungan, Kampak, Munjungan, Panggul, Pule, dan Watulimo.
Di antara daerah tersebut, gaplek dari Bendungan di lereng gunung Wilis dianggap yang paling unggul. Dari sebutan gaplek yang berasal dari ketela yang ‘terang’ lama-lama berubah menjadi ‘Trenggalek’.
Kata Trenggalek kemudian dipopulerkan di antaranya dalam tembang dan wangsalan, seperti: ‘Pohung garing, ayo mampir menyang Trenggalek.’ Pohong garing artinya gaplek.
4. Bumi Menak Sopal Trenggalek
Menak Sopal adalah sosok pemimpin Trenggalek dan ada yang menyebutkan jika Menak Sopal adalah bapak pertanian Trenggalek.
Menak Sopal berjasa dalam membuat irigasi di kawasan yang saat ini menjadi Trenggalek kota. Dulu, kawasan ini berupa rawa-rawa yang tidak bisa ditinggali.
Kemudian Menak Sopal membuat bendungan yang kini dikenal sebagai Dam Bagong.
Atas jasanya di masa lalu, nama Menak Sopal kini diabadikan menjadi nama salah satu stadion di Trenggalek, yakni Stadion Menak Sopal.
5. Trenggalek Kota Pensiunan
Kemudian ada yang menyebut Trenggalek Kota Pensiunan. Kebanyakan penduduk Trenggalek adalah perantau. Mereka mengadu nasib di kota orang lain, setelah merasa cukup kemudian kembali ke Trenggalek. Mereka juga akan menghabiskan masa tua di tempat kelahirannya.
Selain itu, kondisi Trenggalek yang tenang digandrungi banyak orang sebagai tempat beristirahat. Tak ayal, ada orang menyebutnya sebagai kota pensiunan.
6. Trenggalek Kota Pertahanan
Terakhir, Trenggalek Kota Pertahanan. Ada Pahlawan Nasional asal Trenggalek yang begitu fenomenal, namanya adalah Supriadi. Supriadi merupakan salah satu pentolan dalam pemberontakan PETA di Blitar.
Pria kelahiran Trenggalek, 13 April 1923 ini dulunya seorang prajurit militer hasil didikan PETA. PETA adalah pasukan militer yang dibangun oleh Jepang untuk menarik simpati masyarakat Indonesia. Kemudian pada tanggal 14 Februari 1945 ia memimpin pemberontakan PETA.
Pada pemberontakan tersebut kelompok Supriadi kalah. Kendati demikian, karena pemberontakan ini membuat Jepang was-was dengan negara jajahannya. Karena dengan dipantik oleh Supriadi dan rekan-rekannya ini, bisa saja seluruh rakyat Indonesia bersatu untuk menggulingkan Jepang.
Hingga akhirnya pada hari kemerdekaan Indonesia. 17 Agustus 1945, presiden pertama Bung Karno mengangkat Supriadi menjadi menteri pertahanan. Namun, Supriadi tak kunjung muncul. Keberadaanya masih menjadi misteri setelah Indonesia merdeka. Dan itu tidak menutup jika Supriadi adalah menteri pertahanan pertama yang dimiliki Indonesia meskipun tidak memenuhi panggilan presiden pada waktu itu.
Maka tak ayal jika Trenggalek dikenal sebagai Kota Pertahanan. Julukan Kota Pertahanan dilekatkan pada Kabupaten Trenggalek sebagai penghormatan tehadap Supriadi, Menteri Pertahanan Republik Indonesia pertama yang asalnya dari Trenggalek.