Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Waspada! Bencana Kekeringan di Trenggalek Meluas ke 17 Desa di 10 Kecamatan

Bencana kekeringan di Trenggalek meluas ke 17 desa di 10 kecamatan. Informasi itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Rabu (11/10/2023).

Berdasarkan data BPBD Trenggalek per 10 Oktober 2023, kekeringan berdampak kepada 2469 kepala keluarga dengan jumlah 7845 jiwa.

Dalam menghadapi bencana kekeringan ini, BPBD bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Trenggalek.

Berbagai upaya penanganan bersama dilakukan dengan menyiagakan 163 tangki air bersih, 26 terpal, 42 Rando, dan 33 jurigen.

Daftar Wilayah Terdampak Kekeringan di Trenggalek

1. Kecamatan Panggul

  • Desa Ngrencak
  • Desa Banjar
  • Desa Besuki
  • Desa Depok
  • Desa Karangtengah

2. Kecamatan Munjungan

  • Desa Ngulungwetan
  • Desa Karangturi

3. Kecamatan Dongko

  • Desa Cakul

4. Kecamatan Watulimo

  • Desa Ngembel

5. Kecamatan Kampak

  • Desa Bogoran

6. Kecamatan Suruh

  • Desa Mlinjon
  • Desa Suruh

7. Kecamatan Karangan

  • Desa Jatiprahu

8. Kecamatan Bendungan

  • Desa Depok

9. Kecamatan Pule

  • Desa Tanggaran

10. Kecamatan Tugu

  • Desa Prambon
  • Desa Ngepeh

Kekeringan memberi dampak terhadap kebutuhan air masyarakat Trenggalek. Seperti masyarakat Desa Mlinjon yang sudah mengalami kekeringan sejak bulan Agustus 2023. Masyarakat harus mencari air di hutan karena sumur surah kering.

Kemudian masyarakat di Desa Cakul yang harus mengambil air di Desa Pandean (sebelahnya). Lahan pertanian juga mati. Apalagi, suplai air dari BPBD Trenggalek dan pihak kepolisian datang seminggu dua kali. Sehingga, masyarakat harus mengeluarkan biaya ongkos mobil secara mandiri.

Masyarakat di Desa Ngrencak juga mengalami kekeringan sejak bulan Agustus 2023. Sejumlah kurang lebih 400 kepala keluarga terdampak, kemudian lahan pertanian juga tidak bisa dikerjakan karena matinya air irigasi.

Berikutnya kekeringan di Desa Prambon, dampaknya ibu-ibu harus mencuci baju pakai air sisa mandi. Masyarakat harus menghemat air akibat kekeringan di sumur masing-masing rumah mereka. Bahkan, mandi harus sehari sekali dan banyak tumpukan baju yang belum dicuci.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan di Kabupaten Trenggalek baru datang pada bulan November. Dengan kata lain, Oktober 2023 Trenggalek full kekeringan.

“Secara umum wilayah jawa timur diprakirakan masuk awal musim hujan pada bulan November. Untuk wilayah Trenggalek sendiri diprakirakan masuk awal musim hujan pada dasarian II-III November,” terang Unit Analisa BMKG Jawa Timur saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.

Perlu diketahui, dasarian adalah rentang waktu selama 10 hari. Dalam satu bulan, dibagi menjadi 3 dasarian, yaitu dasarian I (tanggal 1 sampai 10), dasarian II (tanggal 11 sampai 20), serta dasarian III (tanggal 21 sampai akhir bulan).

Oleh karena itu, menurut BMKG, musim hujan di Trenggalek diprakirakan akan datang pada tanggal 11 sampai 30 November 2023. Artinya, bulan Oktober mendatang hingga November awal, wilayah Trenggalek masih mengalami musim kemarau.