Bencana kekeringan di Kabupaten Trenggalek meluas ke 9 desa di 6 kecamatan. Salah satu dampaknya, masyarakat membutuhkan suplai air untuk kebutuhan sehari-hari. Bencana ini membuat masyarakat bertanya, kapan musim hujan di Trenggalek datang?
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, bencana kekeringan di Trenggalek meluas ke Kecamatan Panggul (Desa Besuki, Ngrencak, dan Banjar), dan Kecamatan Suruh (Desa Suruh dan Mlinjon).
BPBD Trenggalek juga mencatat kekeringan terjadi di Kecamatan Pule (Desa Tanggaran), Kecamatan Karangan (Desa Jatiprahu), Kecamatan Dongko (Desa Cakul), dan Kecamatan Munjungan (Desa Ngulungkulon).
Merespons bencana kekeringan di Trenggalek, Unit Analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur buka suara. Menurut BMKG, musim hujan di Trenggalek diprakirakan datang pada bulan November 2023.
"Secara umum wilayah jawa timur diprakirakan masuk awal musim hujan pada bulan November. Untuk wilayah Trenggalek sendiri diprakirakan masuk awal musim hujan pada dasarian II-III November," terang BMKG Jawa Timur saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.
Perlu diketahui, dasarian adalah rentang waktu selama 10 hari. Dalam satu bulan, dibagi menjadi 3 dasarian, yaitu dasarian I (tanggal 1 sampai 10), dasarian II (tanggal 11 sampai 20), serta dasarian III (tanggal 21 sampai akhir bulan).
Oleh karena itu, menurut BMKG, musim hujan di Trenggalek diprakirakan akan datang pada tanggal 11 sampai 30 November 2023. Artinya, bulan Oktober mendatang hingga November awal, wilayah Trenggalek masih mengalami musim kemarau.
BMKG Jawa Timur mengimbau kepada masyarakat Trenggalek menghindari segala aktivitas yang dapat menyebabkan adanya kebakaran hutan dan lahan dikarenakan kondisi cuaca panas dan lahan yang kering.
"Selain itu juga dapat mengoptimalkan operasional waduk atau sumber daya air sebaik mungkin di musim kemarau ini agar ketersediaan air dapat tercukupi," terang BMKG Jawa Timur.
Stefanus Triadi Atmono, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Trenggalek, menyampaikan pihaknya akan mengirimkan suplai air bersih ke desa yang terdampak kekeringan.
"Setiap hari BPBD Trenggalek secara periodik mengirimkan air bersih kepada wilayah yang terdampak kekeringan, BPBD memiliki 4 armada,” ujar Triadi saat dikonfirmasi sejumlah awak media.
Triadi mengatakan, dalam proses pengiriman air bersih juga dibantu pihak terkait. Seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Dinas Sosial (Dinsos), serta Kementerian Sosial (Kemensos).
Menurut pantauan BPBD, beberapa hari terakhir Trenggalek sudah mulai diguyur hujan. Namun belum ada dampak signifikan untuk desa-desa di Trenggalek yang mengalami kekeringan.
“Beberapa hari lalu terjadi hujan deras dan gerimis, namun tidak ada perubahan terhadap wilayah yang terdampak kekeringan,” tandas Triadi.