Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kekeringan Ekstrim Trenggalek Belum Kelar, 23 Rumah Tercatat Terkena Longsor

Trenggalek sedang dilanda dua bencana beda musim. Pertama yaitu bencana kekeringan yang terjadi pada musim kemarau, kemudian bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi pada musim hujan. Dua bencana itu menimbulkan dampak bagi masyarakat, Jumat (25/10/2024). 

Tercatat kekeringan ekstrim bermula pada Agustus 2024. Sementara itu bencana tanah longsor bermula saat hujan dengan intensitas tinggi pada 19 sampai dengan 20 Oktober 2024 lalu. Lokasi dampak kekeringan sudah menjamah di 14 Kecamatan. Kemudian untuk tanah longsor dan banjir terjadi di 4 Kecamatan. 

Kekeringan Ekstrim Berdampak 70 Desa di Trenggalek 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat pada periode 21 Oktober 2024 sebanyak 37.541 jiwa mengalami kekurangan air bersih. 14 Kecamatan merasakan kekurangan air bersih, terbanyak di Kecamatan Panggul yang mencapai 15 Desa. Kemudian urutan kedua Kecamatan Tugu dengan 10 Desa terdampak kekeringan. 

“Kami membantu masyarakat yang terdampak kekeringan, totalnya sudah 1.588 tangki air bersih terdistribusikan, kemudian 219 terpal, 236 tandon, 49 tandon lipat dan 820 jerigen kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan,” terang Stefanus Triadi Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). 

Tak hanya itu, sejumlah relawan atau donatur juga ikut dalam membantu meringankan dampak kekeringan. Triadi mengucapkan terima kasih. “Kami ucapkan terimakasih, semoga bencana kekeringan yang terjadi di Trenggalek cepat usai,” ujarnya. 

Tanah Longsor dan Banjir Terjadi, 23 Rumah Rusak dan 60 Warga Luka Ringan 

Ditengah bencana kekeringan yang belum juga usai, bencana tanah longsor terjadi di Trenggalek. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan sebanyak 23 rumah terdampak tanah longsor dan 1 fasilitas publik berupa jembatan mengalami rusak. 

“Bencana itu bermula pada 19-20 Oktober 2024 trenggalek dilanda hujan. Dampaknya di Watulimo, Desa Dukuh, dan Desa Sawahan ada rumah warga yang mengalami longsor. Kemudian di Kecamatan Bendungan tepatnya di Desa Sumurup terdapat retakan tanah,” detail Triadi.

Lanjutnya untuk di Kecamatan Munjungan di Desa Tawing dan Desa Bangun terkena longsor dan banjir, sehingga menyebabkan jembatan putus. Kemudian untuk Kecamatan Pule di Desa Pule dan Jombok rumah warga terkena dampak tanah longsor. 

“Semua rumah yang mengalami dampak bencana tergolong rusak ringan. Sementara 60 Jiwa mengalami luka ringan dan sudah mendapatkan perawatan kesehatan. Pihak terkait pasca kejadian ikut gotong royong membersihkan material longsor, dan memberi bantuan kepada masyarakat terdampak,” tandasnya.

Editor:Tri