Pembangunan Bendungan Bagong di Kota Alen-Alen Trenggalek tampaknya diduga membawa material ke dalam Sungai Temon. Indikasi tersebut dikatakan oleh warga Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek.
Dampaknya, Sungai Temon mengalami kenaikan sedimentasi. Kemudian, ketika hujan, aliran sungai meluber ke jalan raya dengan meninggalkan bekas tanah liat dan mengakibatkan jalan rusak.
"Adanya material limbah Bendungan Bagong yang saat ini sedang gencar pembangunan dan ketika banjir aliran sungai naik dan membawa material," ungkap Samingan, warga RT 18 Desa Ngares.
Samingan menegaskan, selama 3 bulan terakhir, ia harus melewati jalan rusak akibat luberan dari Sungai Temon. Normalisasi sungai juga dilakukan namun menambah rusak jalan karena truk pengangkut diduga melebihi tonase.
"[Normalisasi] kurang lebih 20 armada yang melintas. Normalisasi itu sangat meresahkan warga sekitar. Kemudian ketika hujan datang jalan tidak bisa dilewati karena rusak [penuh lumpur]," tegasnya.
Menurut keterangan Samingan, m jalan tersebut adalah jalur utama untuk mobilisasi masyarakat. Jarak antara jalan utama (nasional) sekitar 3 kilometer dari rumah warga terdampak jalan rusak.
"Tadi masih belum akurat, masih sosialisasi [di balai desa]," ujarnya kepada awak media saat dikonfirmasi pasca wadul di Kantor Desa Ngares, Selasa (07/02/2023).
Hingga berita ini diterbitkan, Kabar Trenggalek mencoba menggali informasi terhadap dampak pembangunan Bendungan Bagong Trenggalek yang membawa material di Sungai Temon.