Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Jalan Rusak Parah, Warga Ngares Trenggalek Wadul ke Kantor Desa

Jalan penghubung masyarakat di Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek, rusak parah. Dampaknya, masyarakat dan pelajar sulit melintasi jalan rusak tersebut.

Akibat kondisi jalan rusak itu, warga luruk kantor Kepala Desa (Kades) Ngares. Tuntutan warga minta jalan diperbaiki agar mobilisasi bisa dilintasi dengan mudah. 

Jalan rusak parah tersebut sudah dirasakan warga sejak 3 bulan terakhir. Mulanya, ada indikasi material Bendungan Bagong yang terseret aliran sungai sehingga mengakibatkan material terbawa arus sungai dan meluber ke jalan raya.

"Adanya material limbah bendungan bagong yang saat ini sedang gencar pembangunan dan ketika banjir aliran sungai naik dan membawa material," ungkap Samingan, warga RT 18. 

Samingan juga menambahkan bahwa jalan rusak itu tambah parah ketika truk pengangkut material normalisasi melintas jalan. Indikasinya tonase yang berlebihan dan jumlah truk yang banyak.

"[Normalisasi] kurang lebih 20 armada yang melintas. Normalisasi itu sangat meresahkan warga sekitar. Kemudian ketika hujan datang jalan tidak bisa dilewati karena rusak [penuh lumpur]," tegasnya. 

Samingan menambahkan, jalan tersebut adalah jalur utama untuk mobilisasi masyarakat. Jarak antara jalan utama (nasional) sekitar 3 kilometer dari rumah warga terdampak jalan rusak. 

"Tadi masih belum akurat, masih sosialisasi [di balai desa]," tandasnya kepada awak media saat dikonfirmasi. 

Sri Wahyudi, Pengawas BBWS Brantas< menerangkan bahwa masyarakat memohon jalan untuk dibangun. Sementara itu keberadaanya sifat sosial untuk normalisasi sungai yang terindikasi membawa material dari bendungan bagong.

"Kami sendiri kurang koordinasi antara warga dan petugas, ketika hujan seharusnya pengangkutan material berhenti. Kami juga harus normalisasi cepat sungai ini," ujar Wahyudi. 

Di sisi lain, Wahyudi mengungkapkan pembangunan jalan adalah inisiatif dari pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten. Sehingga, sifat keberadaan BBWS adalah sosial membantu normalisasi. 

Terpisah, Kepala Desa Ngares, Jumari menegaskan bahwa warga menuntut untuk perbaikan. Namun, dirinya menegaskan bahwa akan dicarikan solusi dari kecamatan. 

"Nanti akan dicarikan solusi melalui camat ke Bupati Trenggalek," ujarnya usai menerima masyarakat yang meluruk kantor desa.