KBRT — Hamparan kebun melon yang berbuah ranum membawa senyum lebar para petani di Trenggalek. Musim panen selepas Lebaran tahun ini diwarnai kabar gembira: harga melon tetap stabil, menghilangkan kekhawatiran petani yang merawat tanamannya dengan sepenuh hati.
Saipudin (50), petani melon asal Dusun Alas Malang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Pogalan, mengaku puas dengan harga jual melon saat panen. “Kalau sebelum panen masih Rp8.000, saat panen tiba harga masih di Rp7.000. Walaupun sudah menurun, harga segitu sudah bagus menurut saya. Karena dulu pernah harga melon itu anjlok sampai Rp3.000,” ujar Saipudin.
Lahan seluas 100 ru miliknya menghasilkan sekitar 2 ton melon, jauh melampaui perkiraannya yang hanya 1,5 ton. “Panen saat itu cukup singkat, saya menggunakan pemborong untuk sekaligus membeli melon saya. Ya sekitar satu minggu setelah Lebaran saya panen melon,” ungkapnya.
Di lahannya, Saipudin menanam sekitar 1.600 pohon melon. Menurutnya, rata-rata satu pohon menghasilkan buah berbobot 1,5 kilogram, sementara buah berbobot 2 kilogram tergolong unggul.
“Di musim lalu, cuaca yang ekstrem cukup merepotkan saya. Apalagi kalau terjadi hujan di malam hari dan pagi turun kabut. Maka melon harus segera disemprot fungisida meski sudah disemprot di hari sebelumnya,” jelasnya.
Saipudin menambahkan, jika tanaman melon sudah terserang jamur atau hama dan daunnya rusak, pertumbuhan buah akan terhambat. “Ya, melon akan kehilangan nutrisi jika daun sedang rusak, karena nutrisi yang seharusnya ke buah malah digunakan untuk menangani kerusakan pada daun atau pohon,” tandasnya.
Setelah panen kali ini, Saipudin berencana kembali menanam melon meski memasuki musim kemarau. Ia menyadari perawatan di musim kemarau lebih menantang dibanding musim penghujan.
“Musim kemarau harus disiram rutin, melon tidak boleh sampai kekurangan air, tetapi kebanyakan pun juga tak boleh. Sebenarnya ada inovasi agar melon tidak perlu disiram secara rutin yakni dengan memasang selang kecil yang diairi secara perlahan untuk menjaga kelembapan tanah. Tetapi biaya yang mahal membuat saya masih mempertimbangkan hal tersebut,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz