KBRT – Setelah melewati cuaca panas ekstrem pada pertengahan Oktober 2025, petani di Kabupaten Trenggalek bersiap menghadapi peralihan musim menuju penghujan yang diperkirakan terjadi akhir Oktober hingga November mendatang.
Cuaca ini menjadi kabar baik bagi petani padi yang memasuki fase tanam ketiga karena kebutuhan air akan lebih tercukupi. Namun, suhu yang masih tinggi dapat menimbulkan risiko penyakit akibat infeksi jamur atau cendawan.
“Setelah melewati siklus tumbuk edaran matahari yang menjadikan suasana jauh lebih panas tanggal 10 kemarin, selanjutnya petani masuk waktu labuh atau musim penghujan. Cuaca seperti ini petani harus waspada dengan penyakit dari jamur pricularia,” ujar Imam Nurhadi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek.
Imam menjelaskan, penyakit jamur pricularia atau blas dapat menyebabkan batang padi membusuk. Kondisi ini sering muncul saat peralihan musim, terutama ketika kelembapan tinggi disertai suhu panas.
Meski begitu, ia memperkirakan kondisi cuaca dan ketersediaan air hingga akhir tahun ini masih menguntungkan petani.
“Dan di akhir tahun, bulan November dan Desember yang bakal jadi masa panen bagi sebagian petani, itu tantangannya hama wereng lagi,” lanjutnya.
Untuk mengantisipasi serangan organisme pengganggu tanaman, Dinas Pertanian Trenggalek telah menurunkan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) ke sejumlah lahan pertanian.
“Ya kami akan tetap waspada terhadap hama wereng. Kami sudah menurunkan petugas POPT sampai sekarang untuk selalu mewaspadai hama itu,” ucap Imam.
Selain itu, Dinas Pertanian juga memastikan ketersediaan pupuk bagi petani di musim tanam ketiga ini dalam kondisi aman.
“Pupuk, insyaallah sudah siap di lapangan. Tim Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida sudah terjun ke lapangan sampai sekarang, karena banyak petani yang waktunya memupuk dan harus dipastikan keadaannya,” ungkapnya.
Penyakit akibat jamur pricularia atau blas umumnya ditandai dengan munculnya bercak kecokelatan atau abu-abu pada daun dan batang padi. Bila tidak segera ditangani, gejala ini dapat menyebabkan gabah hampa dan kebusukan tanaman secara menyeluruh.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz