KBRT – Cuaca panas menyengat yang dirasakan warga Kabupaten Trenggalek beberapa hari terakhir rupanya bukan tanpa sebab. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, kondisi tersebut dipicu oleh fenomena kulminasi matahari, di mana posisi matahari berada tepat di atas kepala saat tengah hari.
Fenomena ini mencapai puncaknya pada 10 Oktober 2025, menyebabkan benda yang berada di bawah sinar matahari tidak menimbulkan bayangan selama beberapa saat.
“Tengah hari tadi, sampai sekarang rasanya panas banget. Jadi gampang haus dan mau kemana-mana malas,” ujar Emy Yulia Saputri (28), warga Desa Sumberdadi yang ditemui saat menunggu kios minuman dingin di Alun-alun Trenggalek.
Menurut data dari situs resmi BMKG, suhu udara di Kabupaten Trenggalek tercatat akan meningkat mulai Sabtu (11/10/2025). Dari sebelumnya berkisar antara 22–24°C pada 10 Oktober, menjadi 22–28°C pada keesokan harinya.
Penjelasan senada datang dari Hernawan Widyatmiko, pegiat pranata mangsa asal Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari. Ia menjelaskan bahwa fenomena kulminasi terjadi akibat peredaran semu matahari yang berpindah posisi ke garis lintang tertentu.
“Kelanjutan aplikasi pranata mangsa, fenomena ini disebabkan oleh peredaran semu matahari ke garis lintang berikutnya. Contohnya setiap Desember, bayangan benda berada di sebelah utara karena matahari condong ke selatan. Nah, pas hari ini Pulau Jawa yang posisinya 8 derajat lintang selatan, mataharinya sejajar melewati atas kita,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Pak Henk itu menambahkan, kulminasi matahari adalah fenomena tahunan yang secara rutin terjadi. Pada 10 Oktober 2025, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.20–11.30 WIB. Setelah lewat waktu itu, bayangan benda akan condong ke timur karena posisi matahari sudah bergeser ke barat.
Hernawan memperkirakan cuaca panas ini masih akan bertahan selama sepekan ke depan, terutama di wilayah Pulau Jawa yang terletak di sekitar garis lintang selatan 8 derajat.
“Radiasi maksimum panas ini juga menjadi tanda pergantian ke musim penghujan, khususnya di Trenggalek dan Pulau Jawa. Pada momen ini juga harus lebih waspada, udara panas membuat tekanan udara renggang dan mengundang angin dari selatan dan utara Pulau Jawa ke area 8 LS yang berpotensi menjadi puting beliung,” ucapnya.
Selain itu, ia berpesan kepada para petani agar mempersiapkan diri menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Menurutnya, sinar matahari yang terlalu terik dapat memengaruhi pertumbuhan padi.
“Para petani yang sedang masuk musim tanam padi perlu merencanakan perawatan secara matang, karena panas matahari yang lagi terik-teriknya bisa membuat daun padi kering dan mati,” imbaunya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz