KBRT - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek memproyeksikan produksi padi tahun 2025 menjadi yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Kenaikan ini seiring meningkatnya indeks pertanaman padi (IP) di daerah tersebut yang kini mencapai 2,56.
Kepala Dispertapan Trenggalek, Imam Nurhadi, menyampaikan bahwa rata-rata masa tanam dan panen padi di Trenggalek pada tahun ini hampir menyentuh tiga kali dalam setahun.
"Sedangkan tahun lalu IP hanya 1,98 atau petani hanya melakuka 2 kali masa tanam padi. Ini disebabkan karena fenomena El Nino," ujarnya.
Meningkatnya IP tersebut menunjukkan bahwa lahan tanam padi di Trenggalek bertambah luas sehingga berdampak langsung pada peningkatan produksi.
"Kami mendata produksi padi di Trenggalek sampai hari ini sudah mencapai 264 ribu ton. Tahun ini produksi padi tertinggi dalam 10 tahun terakhir," jelasnya.
Imam menuturkan beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan IP dan produksi padi. Cuaca yang mendukung serta ketersediaan air irigasi dari berbagai program pemerintah membuat petani lebih mudah mengairi lahannya.
"Dengan IP meningkat, juga berdampak pada serapan pupuk subsidi yang bagus. Karena masa tanam petani akan menentukan serapan pupuk subsidi," ungkapnya.
Hingga mendekati akhir 2025, serapan pupuk subsidi di Trenggalek telah mencapai 80 persen. Ia memperkirakan serapan dapat meningkat hingga 90 persen pada akhir Desember.
"Kalau tahun 2024 serapan pupuk subsidi sekitar 80 persen," tuturnya.
Imam menambahkan bahwa penurunan harga pupuk subsidi sebesar 20 persen yang diberlakukan pemerintah pusat sejak Oktober juga turut membantu petani.
"Dengan turunnya harga pupuk subsidi, diharapkan dapat menggenjot produksi pertanian khususnya di Trenggalek," kata dia.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor: Zamz















