Warga resah terkait material Bendungan Bagong Trenggalek yang disinyalir dibuang di Sungai Temon sehingga menyebabkan sedimentasi dan pendangkalan.
Namun, tudingan itu ditampik Budiono, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bagong Trenggalek. Budiono menjelaskan, Sungai Temon sejak dulu sudah mengalami pendangkalan.
"Bukan dampak dari Bendungan Bagong saja, dari kecamatan bendungan di Desa Sumurup ada longsor yang masuk ke sungai. Kebetulan saja proyek pembangunan Bendungan Bagong di atasnya [Sungai Temon]," terangnya saat dikonfirmasi.
Budiono tak menafikan bahwa beberapa bulan ini, Proyek Strategis Nasional (PSN) itu sedang gencar melakukan pembangunan di dekat sungai. Namun, tidak mungkin membuang material di sungai.
"Kalau membuang [material] di sungai tidak mungkin, kalau dampak dari sisa material yang dibawa saat banjir pasti ada tapi bukan dari bendungan bagong saja," tegasnya melalui sambungan telepon.
Budiono mengaku< sudah dua kali melakukan pertemuan dengan masyarakat. Namun, dirinya dalam waktu dekat akan mencarikan solusi apa yang jadi keluhan masyarakat Desa Ngares.
"Kami sifatnya membantu, tidak ada alokasi anggaran disitu kebetulan berdekatan dengan pengerjaan kami, maka akan kami bantu penyelesaiannya," tegasnya.
Menurut Budiono, semenjak belum dibangun Bendungan Bagong Trenggalek, lokasi Sungai Temon sudah sering meluap. Pendangkalan dan sedimentasi menjadi indikasi penyebab.
"Kami tidak akan tinggal diam, dalam waktu dekat kami akan membangun cekdam sebagai antisipasi [solusi] sedimentasi mengarah ke sungai temon," ujarnya.