Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Sepi Orderan, Driver Ojol Trenggalek Tetap Berjuang di Tengah Gelombang Lesu

Karyoto, driver ojol Trenggalek, menceritakan lesunya pesanan dalam beberapa bulan terakhir dan harapannya agar pemerintah memberi perlindungan bagi pekerja jalanan.

  • 27 Oct 2025 08:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Orderan ojol di Trenggalek menurun dalam beberapa bulan terakhir.
    • Driver mengandalkan solidaritas sesama pengemudi untuk bertahan.
    • Mereka berharap dukungan dan keringanan BPJS dari pemerintah.

    KBRT - Lesunya Orderan, Cerita Driver Ojol Trenggalek yang Tetap Bertahan di Tengah Sepinya Pesanan. Hampir seharian, Karyoto (53) duduk di atas motornya yang terparkir di pelataran Pasar Pon Trenggalek. Tatapannya tertuju pada layar ponsel yang tak kunjung memunculkan notifikasi.

    Sejak pukul 06.00 pagi ia sudah bersiap menerima pesanan. Namun hingga sore, belum satu pun orderan masuk dari aplikasi ojek online (ojol) yang ia jalankan.

    Di tengah sunyinya orderan, suasana hangat justru tercipta dari obrolan ringan bersama rekan sesama driver. Mereka berbagi cerita, tawa, dan keluhan yang sama: orderan sedang sepi.

    “Mungkin dua atau tiga bulan terakhir ini sangat lesu, minim orderan. Rata-rata satu minggu itu kalau cuma dapat Rp300.000. Itu pun kalau dikalkulasi lewat aplikasi,” ujar Karyoto.

    Menjadi driver ojol di Trenggalek, kata Karyoto, memang memberi keleluasaan. Mereka bisa memilih jam kerja sesuka hati. Namun kebebasan itu datang dengan konsekuensi: penghasilan tak menentu.

    Ia memperlihatkan laporan penghasilannya di aplikasi—kolom saldo kosong, tanpa satu rupiah pun masuk. Kenangan masa awal menjadi ojol kembali terlintas di kepalanya, tepat saat pandemi Covid-19 melanda.

    “Justru waktu Covid, saat lockdown, itu rezekinya ojol. Karena hanya yang sudah vaksin dan memenuhi syarat yang boleh keluar. Orderan meluap waktu itu, saya pernah dapat Rp400.000 sehari,” kenangnya.

    Namun masa kejayaan itu kini tinggal cerita. Menurutnya, algoritma aplikasi turut menentukan nasib para driver. Semakin aktif online, semakin besar peluang mendapat pelanggan. Meski begitu, banyak driver di Trenggalek baru bisa online setelah menyelesaikan pekerjaan utama mereka.

    Kini, Karyoto tak hanya menjadi driver. Ia juga dipercaya sebagai Koordinator Himpunan Driver Ojol Trenggalek (HDOT), komunitas yang menaungi pengemudi dari berbagai platform. Dalam situasi sulit sekalipun, semangat kebersamaan menjadi modal utama mereka.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Syukurnya, driver ojol Trenggalek itu kompak. Saling bantu, lempar-lempar orderan kalau ada yang susah dapat pelanggan,” tutur pria yang akrab disapa Cak Kar itu.

    Karyoto juga berharap, ojek online lokal buatan anak daerah, Blojek, bisa terus berkembang. Aplikasi itu menjadi tempat awalnya berkarier sebagai pengemudi.

    “Semoga Blojek, aplikasi buatan Trenggalek sendiri, bisa maju terus. Walau belum sepopuler Gojek atau Grab. Driver bebas ikut aplikasi mana saja, asal waktu ngantar pakai atribut sesuai aplikasinya,” jelasnya.

    Selama lima tahun menjadi ojol, Karyoto menyimpan banyak cerita. Dari yang lucu, unik, hingga menyeramkan.

    “Paling unik itu saya pernah dapat orderan fiktif di kuburan. Titik jemputnya beneran di pusara, nggak ada orang. Kalau orderan fiktif yang lain sih sering,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

    Cerita serupa datang dari Imam Ropingi, driver Blojek asal Sumbergedong. Ia mengaku dua hari tanpa pelanggan sudah menjadi hal biasa.

    “Kalau ngandelin ojol nggak bisa, rezeki tetap dari Tuhan. Naik turun itu sudah pasti. Waktu Agustus lalu sempat ramai karena orderan antar kostum maskot, tapi cuma sesaat,” kata Imam dengan senyum tipis.

    Karyoto menutup perbincangan dengan harapan agar pemerintah memberi perhatian lebih bagi para pekerja jalanan, terutama terkait jaminan sosial dan keselamatan kerja.

    “Dengan risiko kerja tinggi, kami berharap pemerintah bisa memberi keringanan BPJS Ketenagakerjaan. Kalau bisa dibebaskan, tentu membantu dan membanggakan para driver ojol Trenggalek,” kata dia.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Zamz