Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Angka Kemiskinan Jawa Timur Turun, Trenggalek Masih di Urutan ke-14

BPS mencatat angka kemiskinan Jawa Timur turun menjadi 9,50 persen pada 2025, namun Trenggalek masih berada di posisi ke-14 dengan 10,29 persen.

  • 27 Oct 2025 11:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • BPS: angka kemiskinan Jawa Timur turun ke 9,50 persen pada 2025.
    • Trenggalek menempati urutan ke-14 dengan 10,29 persen penduduk miskin.
    • Ketimpangan daerah dan pengelolaan sumber daya jadi tantangan utama.

    KBRT - Tahun 2025 menjadi kabar baik bagi Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di provinsi jawa timur mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    BPS mencatat, persentase penduduk miskin Jawa Timur pada 2025 mencapai 9,50 persen, turun dari 10,35 persen pada 2023. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi masyarakat, meski masih ada kesenjangan antardaerah.

    Namun, di tengah penurunan itu, Kabupaten Trenggalek masih berada di posisi ke-14 dengan persentase kemiskinan sebesar 10,29 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding daerah sekitar seperti Blitar (7,57 persen) dan Tulungagung (5,96 persen).

    Beberapa faktor diduga memengaruhi kondisi tersebut, mulai dari ketimpangan persebaran penduduk, laju inflasi daerah, hingga pengelolaan sumber daya lokal yang belum optimal.

    “Masalah kemiskinan memang menjadi tanggung jawab bersama, antara pemerintah dan masyarakat. Upaya menciptakan lapangan kerja produktif perlu terus diperkuat agar daerah bisa keluar dari zona rentan kemiskinan,” terang salah satu pejabat BPS Jawa Timur dalam laporan resmi.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Peta Kemiskinan Jawa Timur 2025 (Data BPS)

    Berikut daftar persentase kemiskinan kabupaten/kota di Jawa Timur pada tahun 2025:

    • Sampang – 20,61%
    • Bangkalan – 18,25%
    • Sumenep – 17,02%
    • Probolinggo – 16,31%
    • Tuban – 14,13%
    • Ngawi – 13,62%
    • Pacitan – 12,97%
    • Pamekasan – 12,77%
    • Bondowoso – 12,20%
    • Lamongan – 12,03%
    • Bojonegoro – 11,49%
    • Situbondo – 11,17%
    • Madiun – 10,40%
    • Trenggalek – 10,29%
    • Nganjuk – 10,06%
    • Gresik – 9,95%
    • Kediri – 9,81%
    • Magetan – 9,14%
    • Ponorogo – 8,86%
    • Mojokerto – 8,79%
    • Malang – 8,78%
    • Jember – 8,67%
    • Lumajang – 8,60%
    • Jombang – 8,36%
    • Pasuruan – 8,21%
    • Blitar – 7,57%
    • Kota Blitar – 6,60%
    • Kota Pasuruan – 6,18%
    • Banyuwangi – 6,13%
    • Kota Kediri – 6,04%
    • Tulungagung – 5,96%
    • Kota Probolinggo – 5,69%
    • Kota Mojokerto – 5,05%
    • Sidoarjo – 4,40%
    • Kota Madiun – 3,89%
    • Kota Malang – 3,85%
    • Kota Surabaya – 3,56%
    • Kota Batu – 2,86%

    Meski sejumlah daerah menunjukkan perbaikan signifikan, wilayah seperti Sampang, Bangkalan, dan Sumenep masih menjadi sorotan karena angka kemiskinannya tergolong tinggi. Padahal, beberapa di antaranya memiliki potensi sumber daya alam melimpah.

    Kondisi ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, memperluas kesempatan kerja, serta menekan kesenjangan sosial di tiap wilayah.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz