KBRT – Keberadaan warung internet (warnet) di Kabupaten Trenggalek kian berkurang. Berdasarkan data portal Satu Data Trenggalek per 3 Juli 2024, Kecamatan Karangan tercatat memiliki tiga warnet aktif. Namun, hasil penelusuran lapangan menunjukkan semuanya telah tutup dan berhenti beroperasi.
Kondisi serupa juga terlihat di Warnet Smaas yang berada di Jalan Sukarno-Hatta No. 69-A, Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek.
Santi Ovita (21), penjaga warnet, mengatakan bahwa kini warnet tersebut menambah fasilitas rental Playstation (PS) untuk menutupi berkurangnya pendapatan akibat sepinya pengguna warnet.
“Warnet ini milik sepupu saya, katanya sudah cukup lama. Awalnya cuma enam komputer, sekarang ditambah enam buah PS buat menambah kekurangan warnet,” katanya.
Santi menuturkan, di wilayah Kelurahan Kelutan saat ini belum ada lagi warnet lain yang masih beroperasi selain tempatnya bekerja.
Berbeda dengan rental PS yang menurutnya cukup banyak tersebar di berbagai sudut daerah.
“Kalau dari cerita kakak sepupu saya, warnet itu populer di awal tahun 2000-an buat main game. Tapi sekarang yang datang ke warnet juga ada yang hanya mengerjakan tugas. Sekarang bisa sepi katanya kakak karena banyak game yang tren di HP,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, enam komputer yang tersedia di Warnet Smaas memiliki spesifikasi yang mendukung untuk bermain game.
Menurut Santi, warnet ke depan masih memiliki peluang untuk kembali ramai apabila menerapkan sistem sewa ruangan privat yang memberi kenyamanan lebih bagi penyewa, seperti konsep warnet di luar negeri yang ia ketahui lewat media sosial.
Ia menambahkan, pada akhir tahun 2025, jumlah pengunjung warnet mulai mengalami peningkatan. Sejak munculnya salah satu game bertema eksplorasi yang viral, anak-anak usia sekolah dasar hingga orang dewasa kembali datang ke warnet.
Salah satunya, Mahesda Bayu Putra (17), pelajar asal Desa Kampak, Kecamatan Kampak, yang rela menempuh jarak jauh untuk bermain di Warnet Smaas.
“Saya main rutin di sini, dari tahun 2019 sudah langganan,” kata Bayu.
Ia mengaku bisa menghabiskan waktu tiga hingga empat jam dalam sehari untuk bermain di warnet tersebut.
Bayu menambahkan, di daerah asalnya, Kampak, belum ada warnet yang menyediakan fasilitas bermain game seperti di Kelutan.
“Warnet itu mulai jarang karena banyak game yang bisa dimainkan di HP, juga sekarang sudah sibuk tugas sekolah dan pekerjaan rumah,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz













