Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Ngeri, Tanah Gerak Trenggalek: Lahan Pertanian Warga Ambles Hingga 35 Meter

Kabupaten Trenggalek terus dilanda berbagai peristiwa bencana alam. Salah satunya tanah gerak di Kecamatan Tugu yang mengakibatkan tebing menimpa rumah warga, pada Minggu (26/02/2023).Informasi itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek. Tanah gerak terjadi di RT. 09 RW.04, Desa Gading, Kecamatan Tugu.Awalnya, sejak Sabtu (25/03/2023), wilayah Kecamatan Tugu diguyur hujan deras hingga hari Minggu. Akibatnya, Sabtu pukul 16.00 WIB, tiga lahan warga retak dan ambles karena tanah gerak. Berikut daftarnya:1. Lahan pertanian Suyoto. Tanah dengan lebar kurang lebih 50 meter ambles sedalam 35 meter.2. Lahan pertanian Slamet. Tanah dengan lebar 8 meter amblas sedalam 25 meter. Mengancam pemukiman warga RT 8 RW 3 Dusun Pacar, Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu.3. Lahan pertanian Sukirno. Tanah ambles sedalam 40 centimeter dengan panjang retakan 10 meter.Atas peristiwa tersebut, BPBD Trenggalek melakukan cek lokasi kejadian dan mengimbau warga RT 8 RW 3, Dusun Pacar, Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, agar waspada saat hujan.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan cuaca di berbagai wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Oleh karena itu, BMKG memberi rekomendasi kepada pihak terkait sebagai berikut:

  1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
  2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
  3. Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.
  4. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
  5. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
  6. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
  7. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui Website BMKG https://www.bmkg.go.id.