Minim Pengelolaan Sampah, Trenggalek Kota Hijau Terancam Kandas
Kabar Trenggalek - Indikator untuk mencapai Kabupaten Trenggalek Kota Hijau dengan adanya pengelolaan sampah yang baik, Minggu (05/06/2022).Sebelumnya, Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek, pada Februari 2022 telah menargetkan kabupaten yang dinahkodainya itu menjadi kota hijau.Bahkan, Arifin memaparkan langsung delapan indikator harga mati untuk menuju kota hijau. Di antaranya perencanaan hijau, pengolahan sampah, energi, transportasi, kualitas udara, hingga air.Pengelolaan sampah, yang salah satu dari delapan indikator kota hijau itu masih belum terlihat maksimal dalam pengelolaannya. Seperti masih keluarnya APBD untuk pengelolaan sampah."Padahal, sampah itu sendiri sebetulnya berpotensi menghasilkan uang. Terlebih, banyak perusahaan swasta yang kemudian mendapatkan uangnya dari mengelola sampah,” terang Arifin Februari 2022 lalu.Tak pelak, indikator pengelolaan sampah untuk menuju kota hijau itu terancam kandas, pasalnya berdasarkan data Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Trenggalek, sampah rumah tangga sumbang 9 ton setiap harinya.Kemudian, tren volume sampah rumah tangga di Trenggalek terus meningkat. Kurun dua tahun belakang, volume sampah dari limbah rumah tangga (RT) naik sebesar 3.422,5 ton.Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek, Fahmi Rizab Syamsudin.Fahmi membenarkan, berdasarkan data rekapitulasi tahunan, volume sampah pada 2020 sebesar 18.277,5 ton dan pada 2021 meningkat 21.700 ton.Sementara ketika dalam setahun terjadi peningkatan sebesar 3.422,5 ton. Maka, kenaikan volume sampah sebesar 9 ton per hari.“Tren volume kenaikan terus naik, dan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) srabah penuh pada tahun 2030” ucapnya.Fahmi melanjutkan, volume sampah naik secara signifikan tak lain karena pertumbuhan penduduk di Kabupaten Trenggalek.“Kalau jumlah penduduk sekitar 740 jiwa, volume sampah yang dihasilkan kurang lebih sebanding,” ungkap Fahmi.Skema terburuk volume sampah, yakni bisa mempengaruhi tingkat kekumuhan suatu wilayah maupun mempengaruhi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *