Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Prediksi TPA Srabah Penuh 2030, Sampah Rumah Tangga di Trenggalek Sumbang 9 Ton Per Hari

Kabar Trenggalek - Tren volume sampah rumah tangga di Trenggalek terus meningkat. Kurun dua tahun belakang, volume sampah dari limbah rumah tangga (RT) naik sebesar 3.422,5 ton, Selasa (31/05/2022).Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek, Fahmi Rizab Syamsudin.Fahmi membenarkan, berdasarkan data rekapitulasi tahunan, volume sampah pada 2020 sebesar 18.277,5 ton dan pada 2021 meningkat 21.700 ton.Sementara ketika dalam setahun terjadi peningkatan sebesar 3.422,5 ton. Maka, kenaikan volume sampah sebesar 9 ton per hari."Tren volume kenaikan terus naik, dan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) srabah penuh pada tahun 2030" ucapnya.Fahmi melanjutkan, volume sampah naik secara signifikan tak lain karena pertumbuhan penduduk di Kabupaten Trenggalek."Kalau jumlah penduduk sekitar 740 jiwa, volume sampah yang dihasilkan kurang lebih sebanding," ungkap Fahmi.Skema terburuk volume sampah, kata Fahmi, yakni bisa mempengaruhi tingkat kekumuhan suatu wilayah maupun mempengaruhi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Oleh karena itu, kata Fahmi, butuh peran serta seluruh masyarakat untuk meminimalisasi sampah. Dari sisi Pemkab Trenggalek, ada program Adipura desa yang berkonsentrasi dalam pengolahan sampah di tingkat RT.Sementara, DPKPLH menargetkan bank-bank sampah bertambah di desa-desa pada 2022."Bank sampah menjadi ujung tombak," tegas Fahmi.Adapun inisiatif pemerintah desa, kata Fahmi, seperti di Desa Gading, Kecamatan Tugu, yang menerapkan kubangan cerdas sebagai tempat pembuangan sampah organik. Kemudian sampah-sampah anorganik akan diambil bank sampah."Dengan begitu [Bank sampah], volume sampah yang berada di TPS semakin minim," imbuhnya.Menurut Fahmizl, yang tak kalah penting adalah kesadaran masyarakat. Biarpun jumlah penduduk terus bertambah, ketika masyarakat sadar mengelola sampah dengan baik, maka intensitas sampah masih tetap terkendali."Misal ketika berbelanja, bawa tas sendiri atau tidak membawa pulang kantong plastik," tandasnya.