Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

'Pemerintah Abai Sampah' Komunitas Sumbreng Raya Beraksi Bersih Sampah di Pantai Blado

Kabar Trenggalek - Masyarakat yang tergabung dalam Perhimpunan Sumbreng Raya (PSR) berinisiatif melakukan bersih sampah di Pantai Blado Munjungan, Trenggalek, dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup sedunia, Minggu (05/06/2022).Perhimpunan Sumbreng Raya menggelar acara ini lantaran prihatin dengan membeludaknya sampah di sepanjang Pantai Blado, Munjungan.Hanung Kurniawan, sekretaris panitia bersih pantai 2022 dan sebagai aktivis lingkungan ketika diwawancarai mengaku prihatin dengan banyaknya sampah di sepanjang bibir Pantai Blado. Sampah-sampah yang di Muara Pantai Blado merupakan kiriman ketika banjir datang.[caption id="attachment_14846" align=alignnone width=1280]bersih pantai blado munjungan Tampak sampah-sampah berserakan di sepanjang bibir pantai bibir blado yang dibersihkan oleh masyarakat/Foto: Perhimpunan Sumbreng Raya[/caption]“Terkait tujuan yang jelas berangkat dari keprihatinan teman-teman lintas komunitas khususnya terkait sampah yang tiap banjir selalu banyak sampah di pantai, karena jika terjadi banjir selalu membawa banyak sampah di muara Pantai Blado,” jelas Hanung.Menurut Hanung, keprihatinan tersebut bertambah ketika pemerintah tidak kunjung melakukan tindak lanjut untuk menangani sampah.Pemerintah dinilai tidak peduli dengan keberadaan sampah-sampah yang berserakan di bibir Pantai Blado.“Acara dibuat karena tidak ada tindak lanjut dari pemerintah, seperti tidak ada rasa peduli meski ada sampah yang banyak sekali, namun tidak ada gerak dari pemkab maupun dari pemerintah setempat,” terang Hanung.Acara bersih-bersih sampah di Pantai Blado sesuai jadwalnya dilakukan sejak pukul 7 pagi dengan melibatkan Muspika Kecamatan Munjungan.Perhimpunan Sumbreng Raya membuat flayer pemberitahuan acara dan disebar melalui grup WhatsApp dan juga media sosial.Hanung berharap, akan ada respon dari pemerintah. Akan tetapi, sampai acara digelar, tidak ada respons berarti dari para pemangku kebijakan.[caption id="attachment_14844" align=alignnone width=1280]bersih pantai blado munjungan Flayer dan surat pemberitahuan kegiatan bersih pantai blado munjungan yang dibuat oleh panitia Perhimpunan Sumbreng Raya/Foto: Perhimpunan Sumbreng Raya[/caption]“Peran pemerintah dalam memandang persoalan sampah masih kurang, nyatanya pemberitahuan acara sudah di sebar melalui group-group WA dan di media sosial, namun tidak ada solusi yang hadir dari pemangku kebijakan," ungkap Hanung."Dari situ teman-teman komunitas bergerak sendiri, ayolah mulo raiso [masak kita tidak bisa]. Akhirnya teman teman berinisiatif mencari bego [exavator], tambahnya.Semua masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan lalu memendamnya di lubang-lubang yang telah dibuat menggunakan excavator. Mereka menggunakan alat berat karena saking banyaknya sampah.“Solusi yang kita tawarkan adalah dengan membersihkan sampah dari bibir pantai dengan membuat lubang-lubang memakai alat berat. Karena kalau manual memakai pacul tidak betah [memakai cangkul tidak kuat] saking banyaknya sampah," ucap Hanung.Menurut Hanung, jumlah peserta yang hadir ada 500 orang lebih. Ada banyak komunitas yang turut serta terlibat dalam kegiatan bersih sampah di Pantai Blado. Komunitas itu dial antaranya Perhimpunan Sumbreng Raya, ISM, KopelAM, KSB Sumbreng, IST korwil Munjungan, TSTC, TSKS, Muspika, dan Pemdes Munjungan.Turut terlibat juga komunitas Niponk, Aliansi Rakyat Trenggalek, Kwarran Munjungan, Ansor, Banser, PSHT, PSHTMW, IKSPI, PN, dan berbagai individu dan komunitas peduli lainnya.[caption id="attachment_14845" align=alignnone width=1280]bersih pantai blado munjungan foto sebagian masyarakat yang hadir dalam kegiatan bersih pantai di antara 500 peserta lainnya, foto: hanung[/caption]“Alhamdulillah sekali yang ikut kegiatan hari ini ada 500 orang lebih,” ucap Hanung dengan nada semangat.Hanung dan kawan-kawannya berharap bahwa persoalan sampah adalah masalah bersama. Oleh karena itu, masalah sampah harus diatasi supaya tidak mendatangkan masalah serius bagi lingkungan. Tidak perlu menunggu aksi dari pemerintah, masyarakat harus menyadari persoalan sampah dan melakukan aksi gerakan anti sampah.“Harapannya ya ini sebuah keniscayaan bahwa sampah saat ini menjadi masalah kita bersama. Bagaimanpun caranya harus dikerjakan [diatasi] entah bagaimana caranya, makanya bergerak bareng dengan masyarakat” tegas Hanung.Hanung menyatakan, acara yang digelar untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini harapannya dihadiri juga oleh pemerintah setempat, bahkan Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang membidangi masalah lingkungan. Namun Plt Camat Munjungan izin tidak bisa hadir pada kegiatan penting ini.“Poin awal yang jelas kami memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan melakukan bersih pantai dari sampah. Melibatkan seluruh lintas komunitas. Alhamdulillah dari unsur Muspika hadir semua, meski Plt Camat pamit izin tidak iso teko [tidak bisa hadir],” tandasnya.