Kabar Trenggalek - Di bulan Juni setidaknya ada 16 hari besar dan hari penting bulan Juni yang diperingati secara nasional maupun internasional. Di antara hari besar tersebut ada yang menjadi hari libur, misalnya hari lahir pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni silam.
Hari penting lain yang diperingati pada bulan Juni adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia, diperingati setiap tanggal 5 Juni oleh jutaan masyarakat dunia. Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 diprakarsai oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) atau United Nations Environment Programme) sejak Tahun 1973.
Sejarah Singkat Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Tanggal 5 Juni diperingati sebagai hari lingkungan hidup sedunia bertujuan untuk menciptakan kesadaran global tentang masalah lingkungan hidup yang dihadapi dunia atau negara tertentu.
Jepang dan negara Senegal pertama kali menjadi pencetus gagasan ini dan mengusulkan untuk mengadakan konferensi ke PBB pada tahun 1968. Dan di tahun 1969, PBB menyetujui usulan tersebut dengan mengadakan konferensi di Swedia yang berfokus pada masalah lingkungan, selisih 3 tahun setelah usulan disampikan.
BACA: Kumpulan Gambar Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022
Pada tahun 1972, selama 4 tahun persiapan, para pemimpin seluruh dunia duduk bersama mendiskusikan terkait bagaimana mereka dapat meningkatkan kesadaran untuk melindungi lingkungan.
Sejak saat itu, WED (World Environment Day) telah sepenuhnya dianut oleh semua orang. Selebriti di seluruh dunia mendorong orang, dengan cara unik mereka sendiri, untuk melakukan bagian mereka dan "menyelamatkan dunia".
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2022
World Environment Day 2022 (WED 2022) atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Tahun 2022 dilaksanakan di Swedia.
Tema hari lingkungan hidup 2022 adalah Only One Earth (hanya satu bumi) tema ini dicetuskan oleh PBB. Dikutip dari situs www.worldenvironmentday.global Kampanye Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 #OnlyOneEarth menyerukan tindakan kolektif dan transformatif dalam skala global untuk merayakan, melindungi, dan memulihkan planet bumi.
"Perubahan iklim, hilangnya alam dan keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah – bukti bahwa Bumi adalah 'kode merah' ada di sekitar kita dan semakin tidak menyenangkan setiap hari. Jalan keluar dari dilema ini adalah mengubah ekonomi dan masyarakat kita menjadi inklusif, adil, dan lebih terhubung dengan alam. Kita harus beralih dari merusak planet ini menjadi menyembuhkannya," terang mereka (Diterjemahkan dari laman resmi WED).
“Hanya Satu Bumi” adalah slogan untuk Konferensi Stockholm 1972, yang menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai agenda global dan mengarah pada pembentukan Lingkungan PBB.