Pemuda Trenggalek Inisiasi Bank Sampah hingga Menghasilkan Rupiah
Kabar Trenggalek - Sampah sudah menjadi permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat. Sampah juga menjadi ancaman bagi ekosistem alam. Oleh karena itu, pemuda Trenggalek di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Trenggalek, tidak mau tinggal diam begitu saja. Para pemuda Trenggalek inisiasi bank sampah, Kamis (21/10/2021).Salah satu pegiat bank sampah itu adalah Edy Susanto, pria kelahiran Trenggalek, 02 Januari 1984. Ia melahirkan pemikiran untuk menginisiasi adanya bank sampah. Edy bercerita, dirinya merangkul pemuda yang ada disekitarnya.Edy bersama pemuda Trenggalek lainnya sudah menginisiasi bank sampah sejak tahun 2017. Kini, mereka sudah menampung ratusan nasabah."Saya salah satu dari teman-teman pendiri bank sampah yang ada di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan. Awalnya kita bersama berfikir apa yang bisa kita lakukan untuk pemberdayaan. Nah, ketemulah bank sampah ini," terang Edy.Baca juga: Pemuda Trenggalek Mengumpulkan Minyak Jelantah Jadi RupiahWaktu awal pendirian bank sampah, Edy tidak mengetahui kalau bank sampah masuk dalam progam pemerintah. Ia baru mengetahui kalau bank sampah masuk dalam program pemerintah pada tahun 2019.Para nasabah bank sampah di awal pendiran adalah jamaah Mushola dan Masjid. Edy bercerita, ia dan teman-temannya mengelola bank sampah mulai dari 100 nasabah hingga kini mencapai 300 nasabah."Pemuda harus bisa menjadi agent of change dengan bank sampah. Kita bisa memilah-milah mana sampah yang ada nilai ekonomi, dan memberi motivasi terhadap masyarakat agar tidak mencampur sampah," jelas Edy.Baca juga: Bapak Mustofa Kepala Jenggot: Lama Ditinggal Kepalanya, Bak Mobil Pickup Gentayangan Sendiri"Untuk yang didapatkan nasabah dari sampah yang dikumpukan tersebut ada tiga kategori. Ada tabungan hari raya, tabungan pendidikan dan sedekah sampah," jelas Edy.[caption id="attachment_4315" align=aligncenter width=704] Para pemuda Trenggalek mengelola bank sampah Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Trenggalek/Foto: Dokumentasi Edy[/caption]Dalam menjalankan bank smpah, Edy mengalami kendala dalam pemilahan sampah organik dan non-organik. Edy mengaku, pemilahan sampah itu dalam bank sampah tersebut masih belum bisa optimal.Meski masih mengalami kendala pemilahan sampah organik dan non-organik, Edy dan teman-temannya tetap terus semangat dalam mengembangkan bank sampah. Mereka berusaha memanfaatkan sampah yang bernilai ekonomi untuk ditukarkan dengan uang."Untuk pengumpulan bank sampah, sekarang sudah menjadi induk yang awalnya masih unit. Untuk perbulan dapat mengumpulkan sampah sekitar 8 ton, dengan omset satu bulan 70 juta rupiah," tutupnya.Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui bank sampah itu berkolaborasi dengan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kecamatan Durenan. Ada sembilan personil yang fokus dalam bank sampah ini di Trenggalek. Edy berharap bank sampah yang dimulai dari Durenan bisa merambah ke Kecamatan lainnya.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow