Poster pembelian minyak jelantah/Foto: Pemuda Muhammadiyah Trenggalek (facebook)[/caption]Taufik mengaku, ia masih kesulitan untuk mendapatkan minyak jelantah dari warga. Sedangkan, pemasok terbesar minyak jelantah masih dari outlet besar seperti warung lalapan dan jajan gorengan."Karena minimnya sosialisasi nilai ekonomi minyak jelantah kepada warga, ketika mengumpulkan limbah jelantah kami baru mendapatkan sedikit. Warga masih terbiasa membuang minyak jelantah begitu saja," terang Taufik.Baca juga: Keindahan Wisata Pantai Kebo Trenggalek, Rekomendasi Liburan Saat Covid-19 MeredaTaufik menggandeng Pemuda Muhammadiyah Trenggalek untuk memudahkan warga dalam mengumpulkan minyak jelantah. Hal ini juga menjadi niatnya untuk mengembangkan ekonomi dalam organisasinya."Kami bentuk tim dari Pemuda Muhammadiyah dengan metode satu kecamatan satu orang atau lebih, untuk memudahkan pengumpulan limbah jelantah," jelas Taufik.Ketika mengumpulkan minyak jelantah, Taufik memiliki kendala lain, yaitu dianggap akan menggunakan minyak jelantah sebagai oplosan."Ketika saya mau beli minyak jelantah, ada juga masyarakat yang berfikir kalau saya mau buat oplosan minyak goreng yang masih asli. Ini menjadi tantangan bagi kami, padahal kegunaan minyak jelantah ini diolah menjadi bahan biodiesel" ucap Taufik.Baca juga: Menikmati Kesejukan Wisata Kali Temon TrenggalekBiodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Biodiesel bisa dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti minyak sayur atau lemak hewan.Dilansir Mongabay, saat ini ada beberapa perusahaan yang memanfaatkan biodiesel dari minyak jelantah untuk konsumsi. Seperti Cargill, Adaro, Aqua, dan Unilever. Potensi minyak jelantah untuk menjadi bahan baku biodiesel terbilang besar. Kalau dimanfaatkan dengan baik, bisa berdampak bagi pengurangan limbah.Meski minyak jelantah berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan, masih ada tantangan besar pemanfaatan minyak jelantah. Seperti proses pengumpulan, tranportasi, pengolahan dan standardisasi kualitas biodiesel minyak jelantah.Pengolahan minyak jelantah juga memerlukan dukungan kebijakan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek.Baca juga: Menikmati Nasi Bakar Kang Hamim Khas TrenggalekPemkab Trenggalek bisa membuat regulasi supaya masyarakat tidak membuang minyak jelantah, tapi menyerahkan limbah jelantah kepada pihak terkait. Pemkab Trenggalek juga bisa merencanakan model bisnis untuk mengelola industri pemanfaatan minyak jelantah. Sistem model bisnis itu bisa melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat, seperti organisasi masyarakat sipil, bank sampah atau bank jelantah.Selain itu Pemkab Trenggalek juga bisa mewajibkan hasil biodiesel minyak jelantah untuk kendaraan pemerintah. Sehingga, anggaran belanja operasional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bisa lebih hemat serta berpotensi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).[caption id="attachment_4245" align=aligncenter width=1000]
Taufik Hidayat Ardi Saputra membawa kantong minyak jelantah/Foto: Dokumentasi Taufik[/caption]Dengan kondisi saat ini, Taufik tidak gentar dan tidak ingin berhenti begitu saja dalam mengumpulkan minyak jelantah. Taufik mengaku juga berkoordinasi dengan berbagai cafe yang ada di Trenggalek untuk menginformasikan bahwa dirinya bisa membeli minyak jelantah dari mereka."Kebetulan saya juga perangkat desa, peluang ini kami sosialisasikan kepada masyarakat dan tim penggerak PKK [Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga] Desa Gemaharjo, Watulimo," tegasnya.Baca juga: Kuliner Khas Trenggalek Cocok untuk Memanjakan Lidah, Lengkap dengan AlamatnyaMenurut Taufik, semua pemerintah desa di Kabupaten Trenggalek memiliki tugas untuk menyampaikan potensi ekonomi dari minyak jelantah ini kepada warga. Mulai tingkat RT dan RW, dan pihak terkait yang ada di Kabupaten Trenggalek."Kalau minyak jelantah ini dipandang secara ekonomi, pasti memiliki peluang yang sangat besar bagi desa. Katakanlah seperti Bumdes [Badan Usaha Milik Desa] dan Karang Taruna, bisa mengambil peranan dalam mengumpulkan minyak jelantah," terang Taufik.Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Kabar Trenggalek - Ekonomi






.jpg)








