Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Komisi II DPRD Trenggalek Kritik Rencana Pembangunan Wisata dari Pinjaman Daerah

Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Mugianto, meminta Dinas Pariwisata memfokuskan anggaran pinjaman daerah Rp15 miliar untuk destinasi yang berpotensi menambah PAD.

  • 12 Nov 2025 18:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Ketua Komisi II Mugianto minta fokus pada destinasi yang diminati wisatawan.
    • Kritik diarahkan pada alokasi besar untuk Goa Lowo dibanding destinasi pantai.

    KBRT - Komisi II DPRD Kabupaten Trenggalek menggelar rapat kerja bersama sejumlah mitra organisasi perangkat daerah (OPD) pada Selasa (12/11/2025). Salah satu pembahasan utama dalam rapat tersebut adalah rencana penggunaan pinjaman daerah pada tahun 2026 untuk pengembangan sektor pariwisata.

    Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Mugianto, mengungkapkan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan direncanakan akan memperoleh anggaran sebesar Rp15 miliar dari pinjaman daerah tersebut. Dana itu akan digunakan untuk memoles tujuh titik destinasi wisata di Trenggalek.

    Menurutnya, penggunaan dana pinjaman daerah harus diarahkan secara tepat sasaran agar mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    “Kami memberi saran kepada Dinas Pariwisata agar memprioritaskan destinasi wisata yang benar-benar bisa mendongkrak PAD. Jadi penggunaan anggaran Rp15 miliar itu harus dimanfaatkan secara optimal, bukan sekadar mempercantik tempat wisata yang kurang diminati pengunjung,” ujar Mugianto.

    Politisi tersebut menegaskan bahwa alokasi anggaran besar seharusnya difokuskan pada destinasi yang memiliki tren kunjungan tinggi, terutama kawasan pesisir pantai di Trenggalek.

    “Kami melihat dari tren kunjungan wisatawan, yang paling tinggi itu di daerah pantai. Jadi kalau di Goa Lowo jangan sampai kebagian terlalu besar, misalnya sampai Rp5 miliar. Lebih baik anggaran besar diarahkan ke pantai-pantai yang ramai dikunjungi,” jelasnya.

    Mugianto menilai, kebijakan pembangunan destinasi wisata dengan menggunakan dana pinjaman daerah perlu mempertimbangkan potensi pemasukan yang berkelanjutan bagi daerah. Ia berharap, keputusan tersebut dapat berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

    “Kalau uang dari pinjaman daerah bisa diarahkan ke destinasi yang diminati pengunjung, itu lebih efektif untuk mendongkrak pendapatan daerah,” ujarnya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Advertorial

    Editor:Zamz