Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Sidak Komisi II DPRD: Fasilitas Hotel Prigi Rusak, Disarankan Dikelola Profesional

Ketua Komisi II DPRD Trenggalek Mugianto menemukan fasilitas Hotel Prigi di Watulimo tidak terawat dan mengusulkan pengelolaan profesional agar tidak terus merugi.

  • 22 Oct 2025 12:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Komisi II DPRD Trenggalek sidak ke Hotel Prigi
    • Banyak fasilitas rusak dan tidak terawat
    • Disarankan dikelola pihak ketiga agar lebih profesional

    KBRTKetua Komisi II DPRD Trenggalek, Mugianto, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Hotel Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo. Hasil sidak menemukan sejumlah fasilitas hotel milik pemerintah daerah itu dalam kondisi tidak layak dan kurang terawat.

    “Pertama, kita ke Hotel Prigi, kita mengecek lokasi, melihat ruangan dan kebersihannya. Tadi sempat kita sampaikan ada beberapa masukan, baik itu kebersihan, penataan taman, cat yang mengelupas, jadi perawatannya itu kurang diperhatikan,” ujar Mugianto yang akrab disapa Kang Obeng.

    Ia menilai, perawatan hotel yang buruk dapat menurunkan daya tarik wisatawan untuk menginap. Jika kondisi tersebut dibiarkan, Hotel Prigi akan dikenal sebagai penginapan yang tidak berkualitas.

    “Jadi yang namanya usaha perhotelan, itu juga harus menarik pengunjung agar mau menginap di Hotel Prigi. Tapi di situ kita temukan banyak sekali, termasuk selasar banyak yang rusak,” jelasnya.

    Politikus asal Kecamatan Pogalan itu menambahkan, kurangnya perawatan berimbas pada kinerja pendapatan hotel. Berdasarkan hasil peninjauan dan laporan yang diterimanya, Hotel Prigi mengalami kerugian setiap tahun karena biaya operasional jauh lebih besar daripada pendapatan yang masuk.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Setelah kita kroscek, ternyata Hotel Prigi itu rugi terus. Kita itu menggaji SDM, membayar listrik, itu sekitar Rp400 juta, tapi pendapatannya kurang dari Rp200 juta. Maknanya, kita minus Rp200 juta per tahun,” tegas Kang Obeng.

    Selain faktor fisik bangunan, sistem pelayanan dan manajemen hotel juga dinilai belum menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Ia mencontohkan, pemesanan kamar di Hotel Prigi masih dilakukan secara manual melalui tatap muka.

    “Sekarang sudah ada banyak aplikasi untuk booking kamar hotel. Kalau hal seperti ini saja tidak diperhatikan, Hotel Prigi akan terus kalah bersaing,” ujarnya.

    Kondisi tersebut, kata Kang Obeng, berpotensi membuat pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata stagnan bahkan defisit. Ia pun mengusulkan agar pengelolaan Hotel Prigi diserahkan kepada pihak ketiga yang memiliki pengalaman di bidang perhotelan.

    “Tentunya kalau dikelola pihak ketiga, orang profesional dari sistem dan manajemennya pasti lebih baik. Mereka punya jejaring dan kemampuan yang mumpuni, sehingga bisa meningkatkan pendapatan,” tegasnya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Advertorial

    Editor:Zamz