KBRT – Warga sekitar proyek Jembatan Banger, Kecamatan Karangan berharap adanya akses penyeberangan darurat setelah jembatan swadaya yang mereka bangun rusak diterjang banjir, Selasa malam (19/8/2025) lalu.
Namun, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Trenggalek memastikan tidak akan membangun jembatan darurat. Alasannya, keterbatasan anggaran membuat opsi itu tidak mungkin diwujudkan.
“Masyarakat harus sabar terlebih dahulu, akses lain masih ada walaupun lebih jauh,” ujar Kepala Dinas PUPR Kabupaten Trenggalek, Anjang Purwoko, saat dikonfirmasi.
Anjang menjelaskan, sejak awal pengerjaan proyek perbaikan jembatan, masyarakat sudah mendapat sosialisasi terkait efisiensi anggaran. Dalam sosialisasi itu, warga juga menyepakati konsekuensi penutupan akses total selama masa perbaikan. Kesepakatan tersebut tercatat dalam berita acara sosialisasi.
Meski masa kontrak pekerjaan masih tersisa tiga bulan, Anjang menyebut penyedia jasa berusaha mempercepat penyelesaian agar Jembatan Banger dapat kembali difungsikan akhir September.
“Penyedia akan berusaha menyelesaikan perbaikan di akhir bulan September,” katanya.
Jembatan Banger sendiri merupakan akses vital yang menghubungkan warga antar desa maupun kecamatan. Selama perbaikan berlangsung, warga sempat membangun jembatan darurat secara swadaya dengan bantuan peralatan dari proyek.
Hal itu dibenarkan oleh Imam Rohani (52), warga RT 1 Desa Karangan. “Di awal pembuatan, tiang-tiang jembatan ditancapkan menggunakan kendaraan berat dari proyek jembatan Banger,” ucapnya.
Namun, jembatan darurat yang sejatinya diperuntukkan bagi warga lokal juga digunakan oleh pengendara dari luar Kecamatan Karangan, bahkan luar Trenggalek. Kondisi tersebut menambah beban pada jembatan swadaya hingga akhirnya rusak diterjang banjir.
“Sudah kami lakukan pengalihan arus lalu lintas. Namun, dalam prakteknya tetap lewat situ, padahal pengalihan sudah dilakukan,” jelas Anjang.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz