KBRT – Kenaikan harga cabai di pasaran memberi angin segar bagi petani Kabupaten Trenggalek. Meski panen belum maksimal, tambahan pendapatan membuat beban ekonomi mereka sedikit berkurang.
Muhammad Hadi (26), petani asal Desa Krandegan, Kecamatan Gandusari, menyebut harga cabai dari tangan petani kini berada di kisaran Rp 35.000 per kilogram. Angka itu selisih Rp 5.000 dari harga konsumen yang mencapai Rp 40.000.
“Hari ini dari informasi para petani harganya sudah naik lagi untuk cabai keriting. Bulan lalu harganya masih Rp 18.000, lalu mulai bulan ini naik ke Rp 20.000, sampai akhirnya ke Rp 35.000,” ujar Hadi.
Namun, Hadi mengaku belum bisa ikut menikmati kenaikan harga karena tanaman cabainya baru berusia 45 hari sehingga belum berbuah.
Sementara itu, Riska Fitriani (22), petani asal RT 04 RW 09 Desa Krandegan, mengungkapkan rasa syukurnya atas kenaikan harga cabai keriting.
“Kalau harga naik seperti ini petani seperti saya tentu bahagia, tidak lagi merugi karena setelah waktu panen harus membeli pupuk, membeli pestisida, atau bahkan beli cabai lagi,” kata Riska.
Riska bersama ayahnya baru saja memanen cabai keriting di lahan seluas kurang lebih 50 ru dan menghasilkan sekitar 8 kilogram. Cabai tersebut dijual ke pengepul di Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, dengan harga Rp 30.000 per kilogram.
“Dulu saya sempat menjual ke Tulungagung agar dapat harga yang lebih tinggi, tapi sekarang harga di sana hanya selisih Rp 1.000,” jelasnya.
Menurut Riska, lahan garapannya dibagi menjadi tiga: sawah padi untuk konsumsi keluarga, cabai keriting sebagai sumber pendapatan, serta rumput untuk pakan ternak.
“Padinya dibuat konsumsi sendiri daripada beli, tapi hasil panen cabai keriting kali ini cukup menurun. Biasanya dapat hampir 15 kilo sekali dipetik,” tuturnya.
Ia menambahkan, penurunan hasil panen disebabkan oleh cuaca dan serangan hama.
“Kalau hujan begini rawan terkena penyakit petek (busuk di buah). Apalagi kalau ditunggu jadi merah, kalau dijual masih hijau harganya turun jauh sampai Rp 8.000 per kilogram,” pungkas Riska.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz