Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Meriahnya Sedekah Laut Pantai Konang Trenggalek 2023

Kabupaten Trenggalek terkenal dengan kekayaan hasil alamnya mulai dari lahan pertanian hingga laut. Sebagai bentuk rasa syukur, masyarakat menggelar upacara adat setiap tahunnya. Seperti Sedekah Laut Pantai Konang Trenggalek 2023.

Sedekah Laut itu dimulai pukul 10.00 WIB di Pantai Konang, Dusun Sukorejo, Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul, Trenggalek Rabu (09/08/2023). Antusiasme ratusan masyarakat memeriahkan Sedekah Laut itu.

Cuaca panas dengan suhu 31° Celcius tak menyurutkan semangat masyarakat untuk meramaikan Sedekah Laut. Prosesi Sedekah Laut dimulai dengan pawai budaya dari jalan depan rumah Kepala Dusun Sukorejo hingga Pantai Konang.

Jaranan reog Kendang meriahkan pawai budaya Sedekah Laut/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Pawai budaya itu menampilkan Jaranan Reog Kendang, peraga perempuan berbaju karnaval, takir plontang, serta tumpeng setinggi 150 meter dari berbagai RT dengan beragam tema. Pawai itu menjadi hiburan bagi masyarakat sekitar.

Ada tumpeng nasi kuning, tumpeng sayur mayur, tumpeng buah-buahan, hingga tumpeng ikan laut. Satu keunikan Sedekah Laut Pantai Konang yaitu adanya larung kepala sapi.

Biasanya, Sedekah Laut dilaksanakan setiap tanggal 1 Suro (Kalender Jawa). Tapi karena ada Larung Kepala Sapi, Sedekah Laut dilaksanakan pada hari ini, 21 Sura.

Kepala sapi yang dilarung dalam upacara adat Sedekah Laut Pantai Konang/Foto: Wahyu (AO)

Sedekah Laut di Pantai Konang 2023 ini merupakan kegiatan perdana dengan konsep kolaborasi. Sebelumnya, sejak 2005, Sedekah Laut hanya dilakukan nelayan dengan menyembelih dan melarung kambing.

Penyelenggara Sedekah Laut Pantai Konang tidak hanya dari nelayan. Tapi turut Sedekah Laut berkolaborasi bersama petani, pemuda, dan seluruh masyarakat Desa Nglebeng.

"Kolaborasi antara nelayan dan lingkungan [masyarakat]. Karena di Dusun Sukorejo ini sebagian nelayan dan petani. Ini menjadi keunikan Sedekah Laut Pantai Konang, baru tahun ini," ujar Tunari, tokoh masyarakat Dusun Sukorejo.

Filosofi Sedekah Laut Larung Sesaji

Romo Widodo, pelestari budaya di Panggul, Trenggalek/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Romo Widodo, Pelestari Budaya di Panggul, menjelaskan filosofi Sedekah Laut Larung Sesaji. Menurutnya, kata 'Larung' berasal dari bahasa Jawa 'kedarung-darung' yang artinya terlanjur atau kebablasan.

Masyarakat Jawa yang tidak ingin kedarung-darung, melakukan tindakan sebagai rambu-rambu jalan hidupnya, dengan memberikan persembahan. Dalam Sedekah Laut, persembahan itu salah satunya berupa kepala sapi.

Romo Widodo mengatakan, dalam keyakinan masyarakat Jawa, melarung kepala sapi diyakini bisa membuang perwatakan nafsu hewan yang ada di tubuh manusia. Sebab, sering kali ketika manusia emosi itu kata-kata yang diucapkan menyerupai hewan.

Selain itu, pengaruh watak nafsu hewan itu dibawa oleh ilmu atau aji-aji pancasona dari masyarakat Jawa. Ilmu ini masih berpengaruh jika di darat. Tapi jika terkena air di laut, pengaruh itu akan hilang.

"Supaya tidak nyambung perwatakan yang seperti binatang, dilarung sesaji, hilang sifat hewan di tubuh manusia. Di situlah jadi manusia yang sejati. Bisa berjalan di atas kebajikan dan kebenaran," terang Romo Widodo.

Detik-Detik Sedekah Laut Pantai Konang

Tumpeng yang dilarung di Sedekah Laut Pantai Konang/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Pukul 11.41 WIB, berbagai tumpeng dan kepala sapi dibawa ke pinggir Pantai Konang. Masyarakat turut berkerumun dan mendokumentasikan detik-detik upacara adat Sedekah Laut.

Ada 5 perahu nelayan yang disiapkan. Dua perahu untuk melarung tumpeng dan kepala sapi. Sedangkan 3 lainnya berfungsi sebagai pengiring. Jurnalis Kabar Trenggalek memantau prosesi Sedekah Laut dengan menaiki salah satu perahu pengiring.

Dua perahu untuk melarung tumpeng dan kepala sapi berangkat pukul 11.46 WIB. Tiga perahu pengiring menyusul.

Perahu berangkat untuk melarung kepala sapi dan tumpeng/Foto: Wahyu (AO)

Siang itu, ombak laut Pantai Konang besar. Juru mudi perahu harus ekstra berhati-hati dan bersiaga menghadapi besarnya ombak.

Dua perahu untuk melarung tumpeng dan kepala sapi terus ke tengah laut untuk prosesi Larung Sesaji. Setelah tumpeng dan kepala sapi berhasil dilarung ke tengah laut, perahu-perahu kembali ke Pantai Konang, pukul 12.23 WIB.

Harapan Sedekah Laut di Pantai Konang

Tunari, tokoh masyarakat Dusun Sukorejo, Panggul, Trenggalek/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)

Masyarakat berhasil menjalankan upacara adat Sedekah Laut di Pantai Konang. Mereka juga berharap supaya Tuhan bisa terus memberkahi kesejahteraan dan keselamatan.

"Dengan adanya Sedekah Laut ini, dari nelayan, petani yang ada di lingkungan Sukorejo, meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan dalam menjalankan pekerjaan dan hasilnya lumayan," ucap Tunari.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *