Sebagai wujud rasa syukur, nelayan Trenggalek di Kecamatan Munjungan, larung tumpeng agung (raksasa). Larung tumpeng itu rutin dilakukan dalam rangka Pahargyan Adat Longkangan dalam setiap tahunnya.
Tradisi Longkangan itu bertujuan untuk melestarikan tradisi yang sudah turun temurun. Selain itu, ekonomi masyarakat Munjungan bisa mendongkrak kala event sakral itu dihelat.
Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara, mengakui jika geliat event budaya terus ada di Kota Alen-Alen, ekonomi masyarakat bakal bergeliat. Sehingga memiliki dampak terhadap masyarakat.
"Longkangan ini adalah adat yang ada di Kecamatan Munjungan, katanya sudah ada 174 tahun yang silam. Jadi ini bentuk syukur hasil lautnya kian melimpah," terang Mas Wakil Bupati.
Katanya, Longkangan ini ada nilai tambahan yang menjadi pelajaran. Tak hanya melestarikan tradisi, namun upaya menjaga kelestarian alam juga tetap dipertahankan untuk hasil laut yang melimpah.
"Karena masyarakat Munjungan meyakini ketika menjaga lautnya insyaallah kita juga akan dijaga oleh laut," tegas Mas Wabup Syah menambahkan.
Yusuf Widharto, Camat Munjungan, memaparkan dengan adanya tradisi Longkangan dan larung tumpeng agung ini bisa meningkatkan kesadaran gotong royong untuk masyarakat.
"Semoga melalui kearifan lokal ini bisa menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling berkolaborasi dan bergotong royong menuju Kecamatan Munjungan yang Sumbut," tutupnya.