Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Meningkatkan Literasi Pemuda Trenggalek Melalui Buku Kiai-Kiai Khos di Belakang Gus Dur

Kabar Trenggalek - Semangat literasi di Kabupaten Trenggalek terus digencarkan oleh para pemuda Trenggalek. Hal itu terlihat dari kegiatan bedah buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur' yang digelar di Aula Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek, Minggu (13/02/2022).

Selama masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur, ada Kiai-Kiai Khos atau Kiai Sepuh yang mendukung Gus Dur dalam perjalanan politiknya.

Sosok dari para Kiai itu  diungkap dalam buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur' yang ditulis oleh Fathul H. Panatapraja. Kegiatan bedah buku itu diselenggarakan oleh Media Urup bersama IKAPMII Trenggalek dan Pengurus Cabang Ansor Trenggalek.

Buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur' dibedah oleh Fathul H. Panatapraja (penulis), Khoirul Fata (Gusdurian), serta Taufik Al Amin (Ketua IKAPMII Kediri).

Berikut sosok Kiai Khos dalam buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur':

  1. Mbah Dullah Buntet (KH. Abdullah Abbas).
  2. Mbah Liem Klaten (KH. Muslim Rifai Imampuro).
  3. Mbah Faqih Langitan (KH. Abdullah Faqih).
  4. Mbah Dul Tegalrejo (KH. Abdurrahman Chudlori).
Baca juga: Sejarah Mobilisasi Ekonomi Kaum Tani oleh PKI di TrenggalekFathul H. Panatapraja, penulis buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur' menjelaskan, sosok kiai-kiai itu masih diperdebatkan hingga hari ini. Sehingga, Fathul mempersilahkan bagi siapapun yang memiliki ketidaksetujuan dengan buku karyanya."Gapapa kalau ada yang tidak terima. Jadi, buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur' ini bisa dibilang versi saya, dari hasil riset pustaka yang saya lakukan," ujar Fathul dalam pemaparan bedah buku tersebut.Fathul mengaku, ia tidak terlalu fokus kepada siapa sosok kiai-kiai di Belakang Gus Dur. Tapi, kata Fathul, yang lebih penting dari bukunya adalah hubungan antara santri, kiai, dan politik."Yang disampaikan dari buku ini adalah etika politik. Bagaimana keterkaitan antara santri, kiai, dan politik. Kiai mana yang bisa berpolitik? Pandangan politik dari pemimpin yang berlatar belakang santri itu berbeda dengan pemimpin yang tidak berlatar belakang santri," jelas Fathul.Baca juga: Kronologi Perjuangan Warga Pakel Banyuwangi Mempertahankan Tanah Sejak 1925 sampai SekarangMunawir Muslih M, penyelenggara bedah buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur', mengatakan bedah buku ini diselenggarakan supaya bisa meningkatkan literasi sejarah untuk anak-anak muda, khususnya di Trenggalek."Gus Dur itu kan termasuk tokoh sejarah, sampai ada orang yang berani mati demi Gus Dur. Kemudian, kita masih bertanya-tanya, siapa kiai kiai khos di Belakang Gus Dur? Gus Dur hanya bilang ada 5 tokoh, ketika disuruh mati [oleh tokoh itu], maka Gus Dur mengikuti," ujar Munawir.Munawir menyampaikan, dengan membaca buku ini, pembaca bisa lebih mengetahui sejarah dan bisa memenuhi rasa penasaran pembaca."Harapannya, pemuda bisa lebih melek mengenai buku. Bisa berinisiatif untuk membaca buku sendiri. Bisa tergugah hatinya, bisa sadar tentang pentingnya literasi," jelas Munawir.[caption id="attachment_10701" align=aligncenter width=2560]Bazar Buku Urupedia, diskon menarik Bazar Buku Urupedia, diskon menarik/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Baca juga: Link Film-Film tentang G30S dan Tragedi Pembantaian 1965 di Youtube"Untuk meniru semangat dari Gus Dur zaman dulu. Dan mengulik isi buku agar para pemuda khususnya pemuda NU itu bisa melek akan membaca. Karena membaca itu adalah modal awal bagi kaum akademisi khususnya," tambahnya.Menurut Munawir, minat baca pemuda-pemuda Trenggalek masih rendah. Oleh karena itu, melalui bedah buku ini, ia berharap bisa mendorong semangat baca buku oleh para pemuda Trenggalek."Kalau dari yang saya lihat, banyak pemuda Trenggalek yang malas membaca buku. Jadi bedah buku ini sebagai pendorong untuk meningkatkan literasinya pemuda. Kalau bisa berkarya melalui buku ya alhamdulillah," terang Munawir.Selain meningkatkan literasi, Munawir menyampaikan bedah buku ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran hak-hak politik dari para pemuda Trenggalek.Baca juga: Hamengku Buwono X: Yogyakarta dan Trenggalek Punya Keterkaitan Sejarah"Harusnya pemuda bisa sadar mengenai politik. Karena kita hidup saja sudah ada politik. Jadi sadar politik itu penting, karena kalau kita tidak sadar politik pasti kita dibodohi. Karena Gus Dur juga bilang kalau politik bisa bermanfaat untuk kemaslahatan," tegas Munawir.Meski minat baca pemuda Trenggalek masih rendah, Munawir optimistis ada pemuda yang berpotensi untuk menjadi penulis."Saya rasa di Trenggalek ini banyak sekali orang-orang yang sebenarnya bisa menulis dan minat baca. Tapi lebih baik kemampuan itu ditularkan, bukan dimiliki sendiri," tandas Munawir.Kegiatan bedah buku 'Kiai-Kiai Khos Di Belakang Gus Dur' juga menyediakan bazar buku dengan diskon yang menarik. Salah satunya, ada diskon beli dua buku dengan harga yang murah, mulai harga Rp. 60 ribu hingga Rp. 85 ribu. Bazar buku dibuka mulai hari ini hingga Senin, 14 Februari 2022.