Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Kreativitas Band CMB, Gabungan Musik Modern dan Angklung karya Pemuda Trenggalek

Kabar Trenggalek - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Trenggalek pada Selasa, (13/12/2022) telah resmi berganti kepengurusan. Pengurus baru KNPI Trenggalek yang diketuai Syah Natanegara dilantik langsung oleh ketua KNPI Jawa Timur.

Disela-sela acara pelantikan tersebut, terdengar suara melodi yang anggun, perpaduan yang romantis antara alat musik modern dan angklung.

Perpaduan drum dengan kendang jaipong yang membangkitkan semangat, haromonisasi musik angklung dengan melodi gitar dan piano yang menghanyutkan suasana. Kemudian, dipadukan indahnya suara penyanyi membuat telinga semakin dimanjakan.

Ternyata musik yang indah itu dimainkan oleh group band bernama Closeup Musik Bamboo ,(CMB) Suaka Musik Bambu, yang masih satu manajemen dengan Neverclose Entertainment. Markas band ini di RT 16 RW 05, Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak.

Di balik keindahan musik yang dibawakan, CMB mempunyai kisah yang unik untuk disimak. Saat ditemui pada akhir acara, Fajar Arif Prasetyo, salah satu personil band CMB, mengungkapkan awal berdirinya band itu penuh suka-duka.

Karena, tepat dua minggu lebih tiga hari setelah CMB berdiri, pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) akibat pandemi virus Covid-19. Alhasil, job yang diterima tidak banyak.

Berawal Tidak Punya Dana untuk Rekaman

[caption id="attachment_24522" align=alignnone width=1500] Permainan angklung oleh band CMB/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]

"Dulu waktu Neverclose saat mau rekaman lagu yang pertama kita itu tidak punya dana. Akhirnya saya nekat beli angklung terus ngamen di depan tugu Garuda Alun-Alun," ungkap Fajar.

Fajar dan teman-temannya memilih alat musik angklung karena di Trenggalek sendiri masih belum ada. Sementara di luar Trenggalek, seperti Yogakarta, sudah terlebih dahulu viral. Karena melihat suksesnya musik angklung di Yogyakarta, alhasil Fajar dan teman-temannya membentuk band CMB dengan alat musik dari angklung.

"Pada awalnya kami itu belum mencampur alat musik angklung dengan alat musik elektrik. Selain angklung, juga menggunakan gong dari bambu. Karena permintaan client, alhasil kami mencampur antara musik bambu dengan yang elektrik," ujar Fajar.

Saat ngamen pertama kali belum langsung banyak pundi-pundi rupiah yang didapatkan. Mereka hanya mendapatkan Rp. 20 ribu saja. Tak pantang menyerah, mereka tetap gigih dalam berusaha.

Sampai pada minggu kedua, CMB berhasil mengumpulkan uang Rp 680 ribu. Dari uang yang terkumpul itu, langsung dipakai modal rekaman lagu.

Musik adalah Hobi

[caption id="attachment_24521" align=alignnone width=1500] Vokalis band CMB menyanyikan sebuah lagu/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]

Meski terhambat berbagai kendala, CMB tetap gigih bermusik. Karena bagi mereja bermusik itu adalah hobi.

"Bermain musik ini susah-susah senang, karena berawal dari hobi. Kalau kami ndak berfikir panjang, yang penting hobi, awake dewe seneng ya wis dijalani," ungkap Fajar.

Untuk aggotanya, CMB ini terdiri atas delapan orang jika client minta full personil. Dan delapan anggota ini selain bermusik juga memiliki pekerjaan lain, seperti ternak lele dan membuat dekorasi.

Bisa dikatakan CMB adalah versi angklung dari band Neverclose. Sampai saat ini, band Neverclose sudah memiliki dua lagu sementara CMB Suaka Musik Bambu tidak membuat lagu karena alternatif dari Neverclose.

Fajar mengungkapkan, bahwa band yang ia punggawai ini dibranding lewat sosial media. Instagram dan YouTube bernama Neverclose Entertainment.

"Kalau yang angklung ini Instagram @CMB_angklung dan kalau YouTube juga CMB Musik," ungkap Fajar.

Fajar dan teman-temannya tidak menetapkan genre secara spesifik untuk CMB. Sebab, mereka menyesuaikan permintaan client. Istilahnya band interaktif, yang genrenya menyesuaikan permintaan.

"Semoga ekosistem musik di Trenggalek bisa guyup rukun. Band-band di Trenggalek bisa bersatu. Ibarate, ayo disonggo bareng, awake nduwe karya ayo disonggo bareng [Ibaratnya, ayo didukung bareng, kita punya karya ayo didukung bareng]. Kami yang masih di bawah ayolah didudohne disonggo bareng [dilihatkan didukung bareng]," harap Fajar.

Baca Juga: