Covid-19 Menghadang, Reggae pun Datang
[caption id="attachment_70236" align=aligncenter width=1080] Potret lawas An Najaa Indonesia/Foto: Dok. Nanda Misbah[/caption]Meski sudah berhasil meraih juara, perjalanan An Najaa bukan berarti tanpa kendala. Nanda mengungkapkan, An Najaa sempat mau bubar saat pandemi Covid-19 melanda.Nanda menyebutkan, kendala bermusik di An Najaa terjadi ketika ada perbedaan pendapat antar anggota. Persoalan yang cukup pelik itu berdampak pada beberapa anggota yang vakum."Itu mungkin masalah paling besar sampai membuat An Najaa vakum, hampir buyar. Saya sebagai vokal sampai [merangkap] membuat video dan main keyboard. Ditinggal teman-teman pas Covid-19, Sampai saya itu sempat nangis juga," ujar Nanda.Walau diterjang badai pandemi Covid-19 dan vakumnya anggota An Najaa, Nanda tak patah semangat. Ia terus berusaha bangkit dari keterpurukan dengan cara merangkul semua anggota yang berbeda pendapat."Yang sabar, paling cobaan kita ya seperti ini," Nanda menirukan ucapannya kepada teman-temannya kala itu.Seiring berjalannya waktu, anggota An Najaa yang berbeda pendapat kembali berbaikan. Kondisi itu terus dipertahankan pada tahun 2021, setelah Covid-19 hingga sekarang.Pada tahun 2021 juga, Nanda bersama teman-temannya mengembangkan ide aransemen hadrah dan reggae. Inspirasi itu berawal dari kebiasaan Nanda nonton konser reggae dan ska saat masih SMP. Musisi seperti Tony Q Rastafara, Tipe-X, dan Braves Boy, menjadi inspirasi kolaborasi musik hadrah di An Najaa.“Dulu inspirasi saya kan sejak SMP itu senang banget sama musik ska, musik reggae, dan juga sering nonton juga konser-konsernya. Bang Tony, Tipe X, Braves Boy itu band-band itu yang menginspirasi untuk aransemen hadrah,” ujar mahasiswa PGMI UIN Tulungagung itu.Masuknya aransemen musik hadrah dan reggae membawa semangat baru bagi An Najaa. Mengingat, beberapa anggota An Najaa juga merasa bosan dengan instrumen musik biasa dari hadrah. Tak hanya reggae, An Najaa juga mengaransemen musik modern lainnya seperti keroncong, Thailand, ludrukan, jaranan, hingga dangdut koplo.Inspirasi aransemen musik hadrah di An Najaa tidak datang dari band reggae saja. Nanda mengungkapkan, musik Islami dari Semut Ireng dan Gus Ali gondrong, juga menginspirasi An Najaa untuk berkembang menjadi orkestra hadrah habsyi modern.“Alhamdulillah teman-teman bisa [aransemen hadrah dan reggae]. Setelah di-upgrade, dikasih musik aransemen, keyboard, gitar, bass, itu saya kembangkan,” kata Nanda.Sholawat Yoman dan Doa Keselamatan
[caption id="attachment_70238" align=aligncenter width=1280] Penampilan An Najaa Indonesia di Desa Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek/Foto: AN - NAJAA OFFICIAL (YouTube)[/caption]An Najaa mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat. Sehingga, ke depannya bisa membuktikan bahwa grup hadrah asal Trenggalek bisa terkenal di kancah nasional.“Kami berharap dukungan supaya terus semangat berkarya. Selain itu kami mau buktikan bahwa hadrah dari Trenggalek itu juga bisa meroket nasional,” jelas Nanda.Seperti kata “An Najaa” yang dimaknai Nanda dan teman-temannya dengan arti “selamat semoga berhasil”. Mereka berharap, semoga orang-orang menyukai musik sholawat dari An Najaa serta berhasil dalam proses hidupnya di dunia.“Orang suka sholawat itu aja udah dihitung pahalanya. Nah dengan arti yang seperti itu, menandakan bahwa yang mendengarkan sholawat An najaa itu Semoga menjadi berhasil dalam prosesnya di hidup di dunia,” terang Nanda. (*)Reporter : Wahyu AOEditor : Danu SKabar Trenggalek - Sosial