Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Hadrah Reggae ala An Najaa Indonesia, Bermula dari Forum Arisan di Trenggalek hingga Melanglang Buana di Jawa Timur

An Najaa Indonesia, grup sholawat asal Desa Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek viral di media sosial karena mengolaborasikan musik hadrah dan reggae.Ternyata, An Najaa bermula dari forum arisan.KARYA-Karya An Najaa Indonesia sontak menuai perhatian publik tanah air. Lagu-lagu reliji seperti “Eling-Eling Sira Manungsa” atau “Maulaya Sholi” disajikan dengan unik. Diiringi harmonisasi musik hadrah dan reggae, tembang sholawat dibawakan. Sesekali terselip kata khas anak reggae yaitu “Yoman” dan “Uhh”.Perjalanan musik An Najaa Indonesia membawa inspirasi dan kesegaran. Alasan An Najaa mengkolaborasikan musik hadrah dan reggae yaitu untuk membuat masyarakat tertarik dengan sholawat.“Musik reggae itu kami buat untuk pancingan aja, supaya anak-anak muda itu semakin tertarik dengan sholawatan,” ucap Nanda Misbakhus Sudur, salah satu vokalis An Najaa Indonesia.Nanda menceritakan sejarah berdirinya grup sholawat itu. An Najaa Indonesia didirikan sejak 2015. Nanda yang masih kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) sudah gabung An Najaa. Uniknya, grup sholawat itu berawal dari forum arisan."Kebetulan An Naja awal mulanya berdiri itu diinisiasi melalui arisan-arisan. Anak-anak muda yang dikumpulkan jadi satu, diajak tabuhan [memainkan musik Hadrah]. Perform-nya An Najaa pertama kali ya di tempat arisan itu, pas momen Yasinan," cerita Nanda.Salah satu pendiri An Najaa Indonesia bernama Soeharto, lelaki asal Desa Senden, kelahiran 1970. Ia merangkul para pemuda untuk memulai proses kreatif. Pada awal An Najaa didirikan, rumah Soeharto dijadikan latihan hadrah."Selain itu, lingkungan An Najaa itu 'kan deket sama tempatnya Mbah Lurah Senden, Sumarji. Beliau juga ikut mengguyupi. Sama dulu Pak Ustad-nya An Najaa itu namanya Pak Arif, Aziz Arifin, itu juga ikut menginisiasi awal," ucap Nanda.Nama An Najaa diambil dari Masjid Darunnajah di Desa Senden, salah satu tempat latihan selain rumah Soeharto. Kini, An Najaa memiliki markas besar (mabes), semacam ruang sekretariat untuk mengeksplorasi musik hadrah.Dari tahun ke tahun, An Najaa terus berkembang hingga mendapatkan berbagai juara mulai tingkat kabupaten hingga provinsi. Tahun 2017, An Najaa meraih juara 1 di event Siwalan Bersholawat, tingkat Kabupaten Trenggalek. Serta, juara Harapan 3 di event RGMJ Blitar, tingkat Jawa Timur.Berikutnya, tahun 2018 An Najaa mendapatkan Juara 2 di event Mansaga Vestifal Habsy, tingkat Kabupaten Trenggalek. Lalu, juara 3 di event Kodim Bersholawat tingkat Kabupaten Trenggalek.Kemudian, juara 3 di event UIN Tulungagung Vestifal Habsy, tingkat Karesidenan Kediri Terbuka. Serta, di tahun 2020 berhasil menjadi juara 1 event Lintang Songo Bersholawat, tingkat Jawa Timur. Berbagai prestasi itu membuat An Najaa semakin dikenal masyarakat."Alhamdulillah juga mendapatkan juara terbaik satu terbaik dua terbaik tiga. Dan alhamdulillah dikenal banyak orang dan dapat job di acara-acara manten itu di Trenggalek, seluruh kecamatan udah pernah," ungkap Nanda.Bahkan, An Najaa juga pernah mendapat job di luar Trenggalek. Dalam wilayah Jawa Timur, An Najaa pernah manggung di Nganjuk, ⁠Malang, ⁠Tulungagung, dan Ponorogo. An Najaa juga pernah manggung di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. "Jawa Barat belum, doain aja abis ini," ucap Nanda.

Covid-19 Menghadang, Reggae pun Datang

[caption id="attachment_70236" align=aligncenter width=1080]hadrah-trenggalek-an-najaa-indonesia-dari-forum-arisan-2 Potret lawas An Najaa Indonesia/Foto: Dok. Nanda Misbah[/caption]Meski sudah berhasil meraih juara, perjalanan An Najaa bukan berarti tanpa kendala. Nanda mengungkapkan, An Najaa sempat mau bubar saat pandemi Covid-19 melanda.Nanda menyebutkan, kendala bermusik di An Najaa terjadi ketika ada perbedaan pendapat antar anggota. Persoalan yang cukup pelik itu berdampak pada beberapa anggota yang vakum."Itu mungkin masalah paling besar sampai membuat An Najaa vakum, hampir buyar. Saya sebagai vokal sampai [merangkap] membuat video dan main keyboard. Ditinggal teman-teman pas Covid-19, Sampai saya itu sempat nangis juga," ujar Nanda.Walau diterjang badai pandemi Covid-19 dan vakumnya anggota An Najaa, Nanda tak patah semangat. Ia terus berusaha bangkit dari keterpurukan dengan cara merangkul semua anggota yang berbeda pendapat."Yang sabar, paling cobaan kita ya seperti ini," Nanda menirukan ucapannya kepada teman-temannya kala itu.Seiring berjalannya waktu, anggota An Najaa yang berbeda pendapat kembali berbaikan. Kondisi itu terus dipertahankan pada tahun 2021, setelah Covid-19 hingga sekarang.Pada tahun 2021 juga, Nanda bersama teman-temannya mengembangkan ide aransemen hadrah dan reggae. Inspirasi itu berawal dari kebiasaan Nanda nonton konser reggae dan ska saat masih SMP. Musisi seperti Tony Q Rastafara, Tipe-X, dan Braves Boy, menjadi inspirasi kolaborasi musik hadrah di An Najaa.“Dulu inspirasi saya kan sejak SMP itu senang banget sama musik ska, musik reggae, dan juga sering nonton juga konser-konsernya. Bang Tony, Tipe X, Braves Boy itu band-band itu yang menginspirasi untuk aransemen hadrah,” ujar mahasiswa PGMI UIN Tulungagung itu.Masuknya aransemen musik hadrah dan reggae membawa semangat baru bagi An Najaa. Mengingat, beberapa anggota An Najaa juga merasa bosan dengan instrumen musik biasa dari hadrah. Tak hanya reggae, An Najaa juga mengaransemen musik modern lainnya seperti keroncong, Thailand, ludrukan, jaranan, hingga dangdut koplo.Inspirasi aransemen musik hadrah di An Najaa tidak datang dari band reggae saja. Nanda mengungkapkan, musik Islami dari Semut Ireng dan Gus Ali gondrong, juga menginspirasi An Najaa untuk berkembang menjadi orkestra hadrah habsyi modern.“Alhamdulillah teman-teman bisa [aransemen hadrah dan reggae]. Setelah di-upgrade, dikasih musik aransemen, keyboard, gitar, bass, itu saya kembangkan,” kata Nanda.

Sholawat Yoman dan Doa Keselamatan

[caption id="attachment_70238" align=aligncenter width=1280]hadrah-trenggalek-an-najaa-indonesia-dari-forum-arisan-3 Penampilan An Najaa Indonesia di Desa Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek/Foto: AN - NAJAA OFFICIAL (YouTube)[/caption]An Najaa mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat. Sehingga, ke depannya bisa membuktikan bahwa grup hadrah asal Trenggalek bisa terkenal di kancah nasional.“Kami berharap dukungan supaya terus semangat berkarya. Selain itu kami mau buktikan bahwa hadrah dari Trenggalek itu juga bisa meroket nasional,” jelas Nanda.Seperti kata “An Najaa” yang dimaknai Nanda dan teman-temannya dengan arti “selamat semoga berhasil”. Mereka berharap, semoga orang-orang menyukai musik sholawat dari An Najaa serta berhasil dalam proses hidupnya di dunia.“Orang suka sholawat itu aja udah dihitung pahalanya. Nah dengan arti yang seperti itu, menandakan bahwa yang mendengarkan sholawat An najaa itu Semoga menjadi berhasil dalam prosesnya di hidup di dunia,” terang Nanda. (*)Reporter : Wahyu AOEditor : Danu S

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *