Komentar-komentar seperti "Yoman gak iki?" dan "Reggaenya jam berapa?" ramai di postingan Instagram @aulamusik. Uniknya, komentar khas anak reggae itu ramai di postingan video penampilan musik hadrah yang dikolaborasikan dengan reggae.Musik itu ditampilkan oleh An Najaa Indonesia, grup sholawat asal Desa Senden,
Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek. Alunan lagu sholawat dipadukan musik hadrah dan reggae terdengar serasi dan asik untuk dinikmati. Apalagi, di sela-sela nyanyian sholawat "Eling-Eling Sira Manungsa" atau "Maulaya Sholi", ada kata khas anak reggae yaitu "Yoman" dan "Uhh".Karena penasaran dengan grup sholawat yang yoman ini, saya menghubungi kontak yang tertera di @annajaa.indonesia_, akun Instagram resmi An Najaa Indonesia. Kemudian saya bertemu dengan Nanda Misbakhus Shudur, salah satu vokalis An Najaa Indonesia.Nanda mengatakan, inspirasi mengolaborasikan musik Hadrah dan reggae berawal dari kebiasaannya nonton konser reggae dan ska saat masih SMP. Musisi seperti Tony Q Rastafara, Tipe-X, dan Braves Boy, menjadi inspirasi kolaborasi musik hadrah di An Najaa Indonesia."Dulu inspirasi saya kan sejak SMP itu senang banget sama musik ska, musik reggae, dan juga sering nonton juga konser-konsernya. Bang Tony, Tipe X, Braves Boy itu band-band itu yang menginspirasi untuk aransemen hadrah," ujar Nanda saat ditemui di Warung Kopi Jambangan, Desa Senden, Kamis (21/02/2024).Nanda mengungkapkan, alasan An Najaa mengkolaborasikan musik hadrah dan reggae yaitu untuk membuat masyarakat tertarik dengan
sholawat. Menurut pengamatan Nanda, masyarakat terkesan bosan dengan musik hadrah yang monoton. Sehingga, muncul cap ke kelompok hadrah dengan celetukan anak "thek thek blung" atau "cek blung cek blung" (bunyi alat musik rebana)."Musik reggae itu kami buat untuk pancingan aja, supaya anak-anak muda itu semakin tertarik dengan sholawatan," ucap Nanda.Tak hanya reggae, An Najaa mengolaborasikan hadrah dengan musik keroncong, Thailand, ludrukan, jaranan, hingga dangdut koplo. Nanda mengatakan, jenis musik yang dikolaborasikan itu menyesuaikan kegemaran berbagai masyarakat di Trenggalek."Kalau di daerah atasan [pegunungan] itu kan kawasannya orang tayub, orang keroncong, jadi kami dari An Najaa tidak hanya musik reggae, namun beberapa aransemen juga kami buat. Seperti keroncong, Thailand, ludrukan, jaranan. Kami juga garap dulu dangdut koplo," terang lelaki asal Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak itu.Nanda dan teman-temannya memaknai kata "An Najaa" dengan arti "selamat semoga berhasil". Mereka berharap, semoga orang-orang menyukai musik sholawat dari An Najaa serta berhasil dalam proses hidupnya di dunia."Orang suka sholawat itu aja udah dihitung pahalanya. Nah dengan arti yang seperti itu, menandakan bahwa yang mendengarkan sholawat An najaa itu Semoga menjadi berhasil dalam prosesnya di hidup di dunia," ujar Nanda.
Proses Kreatif Aransemen An Najaa Indonesia
[caption id="attachment_69944" align=aligncenter width=1280]
Penampilan An Najaa Indonesia di Desa Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek/Foto: AN - NAJAA OFFICIAL (YouTube)[/caption]Nanda menceritakan, ide aransemen musik hadrah dan awalnya sudah ada sejak tahun 2018. Pada tahun yang sama, Nanda mondok di Pesantren Darussallam, Kelurahan Sumberingin, Kabupaten Trenggalek. Lalu, selesai mondok tahun 2021, ia bersama teman-temannya di grup sholawat An Najaa Indonesia mengembangkan ide aransemen tersebut."Alhamdulillah teman-teman bisa [aransemen hadrah dan reggae]. Setelah di-upgrade, dikasih musik aransemen, keyboard, gitar, bass, itu saya kembangkan," ujar mahasiswa PGMI UIN Tulungagung itu.Masuknya aransemen musik hadrah dan reggae membawa semangat baru bagi An Najaa. Mengingat, beberapa anggota An Najaa juga merasa bosan dengan instrumen musik biasa dari hadrah. Sementara untuk latihan, lokasinya ada di sekretariat An Najaa yang mereka sebut sebagai mabes atau markas besar."Kami latihan di mabes-nya An Najaa itu cuman bisa dihitung, paling mungkin tiga sampai lima kali latihan sisanya itu latihan di tempat manggung itu. Tujuannya memang untuk mengajak anak-anak muda yang ada kendala bosan," ucap Nanda.Inspirasi aransemen musik hadrah di An Najaa tidak datang dari band reggae saja. Nanda mengungkapkan, musik Islami dari Semut Ireng dan Gus Ali gondrong, juga menginspirasi An Najaa untuk berkembang menjadi orkestra hadrah habsyi modern.Dalam proses kreatifnya, An Najaa juga menemui kendala-kendala dalam mengaransemen musik hadrah dan reggae. Nanda mengaku perlu upaya lebih untuk menyelaraskan ide dengan teman-temannya."Kalau kendala itu mungkin lebih dari ke egonya teman-teman itu. Kendalanya, saya bilang a nanti lagunya b. Cuman kalau dilakukan secara bersungguh-sungguh, masih bisa," kata Nanda.
Dampak Kreativitas An Najaa Indonesia
[caption id="attachment_69943" align=aligncenter width=1280]
Foto An Najaa Indonesia bersama para penonton setelah tampil/Foto: Dok. An Najaa Indonesia[/caption]Kreativitas musik An Najaa Indonesia memberi dampak positif kepada masyarakat. Nanda mengatakan, setelah hadrah diaransemen dengan reggae dan aliran musik lainnya, semakin banyak orang yang suka mendengarkan sholawat An Najaa."Yang minat itu banyak, apalagi anak-anak muda zaman sekarang yang hobinya ngalor ngidul ngetan ngulon kan, sebelumnya gak suka sholawatan, sekarang jadi senang. Tahu aransemen seperti itu, [mereka terkejut] ternyata musik hadrah bisa dibuat seperti ini," jelas Nanda.Usai video penampilan An Najaa di Instagram viral, banyak orang yang memberi apresiasi positif. Meski demikian, ada juga tanggapan yang kurang baik. Terkait hal ini, Nanda kembali menyampaikan kalau musik An Najaa tujuannya memang untuk menarik orang supaya menyukai sholawat."Kalau dari komen-komen yang kami tampung di video yang viral itu, alhamdulillah dapat diterima dengan baik. Kalau ada yang apa nyinggung-nyinggung gitu, ya mungkin dari kami juga minta maaf telah mengotak-atik tabuhan asli hadrah, karena memang tujuan awalnya seperti itu [membuat orang menyukai sholawat]" jelasnya.Nanda mengatakan, An Najaa mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat. Sehingga, ke depannya bisa membuktikan bahwa grup hadrah asal Trenggalek bisa terkenal di kancah nasional."Kami berharap dukungan supaya terus semangat berkarya. Selain itu kami mau buktikan bahwa hadrah dari Trenggalek itu juga bisa meroket nasional," tandas Nanda.