Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kisah Bucin Rahwana pada Dewi Sinta, Rela Perang antar Kerajaan demi Ayang

Dalam kisah pewayangan, Rahwana adalah sosok yang jahat dan menyeramkan. Ia memiliki sepuluh wajah yang membuat dirinya memiliki nama lain Dasamuka. Sementara Sri Rama adalah sosok kesatria yang gagah dan romantis, sebab Sri Rama dengan gagah melawan Rahwana untuk menyelamatkan istrinya, Dewi Sinta dari penculikan.Namun, siapa sangka jika Rahwana adalah sosok yang romantis sekaligus jadi bucin (budak cinta). Bahkan, ada kisah bucin Rahwana pada Dewi Sinta yang membuat kita iba. Bahwa selama ini Rahwana adalah karakter yang tersakiti dan mati menanggung cinta tak terbalas.Sebelumnya, dalam kisah pewayangan Jawa ada dua pakem cerita, yakni Mahabharata dan Ramayana. Sementara, untuk kisah bucin Rahwana pada Dewi Sinta ini ada dalam pakem cerita Ramayana.Penonton wayang biasanya fokus pada cerita pertarungan dan perjuangan tokoh wayang yang berkaitan dengan politik. Sehingga sikap bucin tokoh wayang ini terabaikan dari perhatian.

Kisah Bucin Rahwana pada Dewi Sinta

Rahwana adalah tokoh pewayangan paling bucin diantara yang lain. Padahal, Rahwana memiliki perangai menyeramkan ditambah memiliki kesaktian luar biasa. Bahkan Rahwana memiliki julukan Dasamuka atau berwajah sepuluh.Namun, siapa sangka di balik penampilannya yang menyeramkan itu, bahkan menbuat para musuhnya mikir-mikir untuk menghadapinya, ternyata Rahwana memiliki kebucinan tingkat tinggi. Ia rela mengorbankan segalanya demi ayang, termasuk kerajaan dan nyawanya sendiri.Kisah kebucinan Rahwana bermula kala Dewi Setyawati, satu-satunya istri yang amat dicintai meninggal. Rahwana begitu hancur hatinya dan memohon kepada para dewa untuk dihidupkan kembali. Hingga ia menemukan sebuah jawaban, bahwa Dewi Setyawati hidup kembali di dunia dengan menjelma sebagai Dewi Sinta.Namun, saat bertemu kembali dengan jelmaan istrinya, Dewi Sinta, hati Rahwana hancur. Karena Dewi Sinta telah menjadi istri Rama, Raja Ayodya.Melihat fakta itu, ada dua pilihan dalam benaknya. Pertama, ia merelakan Dewi Sinta bersama Rama. Kedua, ia merebut Dewi Sinta dari tangan Rama. Dan pilihan yang Rahwana ambil adalah pilihan yang kedua.Pada suatu ketika ia berhasil menculik Dewi Sinta dari pelukan Rama kala berada di hutan. Rahwana menyamar sebagai orang tua yang memohon bantuan Dewi Sinta. Saat didatangi Sinta, si orang tua itu kembali kepada wujud aslinya dan membawa Dewi Sinta ke kerajaan Alengka.Ternyata saat diculik ke Kerajaan Alengka, Dewi Sinta diperlakukan dengan baik oleh Rahwana. Bahkan, Dewi Sinta sama sekali tidak disentuh Rahwana sebelum adanya rasa cinta dan ungkapan yang tulus darinya.Tak hanya perlakuan, Dewi Sinta juga ditempatkan di tempat terbaik oleh Rahwana. Ia ditempatkan di Taman Argasoka. Konon, Taman Argasoka ini merupakan replika dari keindahan surga yang ada di kahyangan. Selama bertahun tahun Shinta dimuliakan di taman ini, tanpa dijamah sedikitpun apalagi disakiti oleh Rahwana.Setiap hari Sinta didatangi oleh Rahwana dan menanyakan apakah ia telah mencintainya. Setiap hari itu pula hati Rahwana hancur, sebab ungkapan penolakan yang keluar dari lisan Dewi Sinta. Hal ini Rahwana lakukan terus menerus selama bertahun-tahun.Hingga suatu ketika, Rahwana dan Dewi Sinta bertemu kembali di Taman Argasoka. Mata mereka saling menatap dan Rahwana masih menanyakan hal yang sama. Bedanya, hati Sinta mulai luluh melihat kegigihan dan ketulusan Rahwana.“Jujur. Aku sebenarnya juga mencintaimu. Kau selalu memperlakukanku dengan baik. Tapi.. aku juga tak mau menghianati cinta suamiku. Jika kamu mencintaiku, tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku kepada suamiku.” ujar Dewi Sinta kepada Rahwana.Kalimat yang keluar dari lisan Dewi Sinta itu seketika mencerahkan jiwa Rahwana. Seolah ada matahari yang terbit dari dadanya. Suasana Rahwana seperti pagi, sementara matahari terbit dari dadanya, dari matanya pula menetes embun ketulusan mendengar jawaban Dewi Sinta. Hingga akhirnya ia menjawab.."Baik, jika itu maumu, sebagai kesatria, aku akan berperang satu lawan satu dengan Rama. Jika dia bisa mengalahkanku, maka aku akan mengembalikanmu kepadanya,” tegas Rahwana.Tak lama setelah itu, perang besar terjadi antara kerajaan Alengka dan Ayodya. Rama menyerang kerajaan Alengka dengan bantuan bala tentara Hanoman. Singkat cerita, Rama menang dan Rahwana mati di tangan Rama. Kerajaan Alengka luluh lantah karena diserang pasukan yang dibawa Rama.Namun, ketika Rama berhasil merebut Dewi Sinta dari Rahwana, ia meragukan kesucian istrinya itu. Bahkan, saat Dewi Sinta hendak memeluk suaminya itu malah dihindari.Untuk membuktikan kesuciannya, Dewi Sinta disuruh memasuki kobaran api untuk membuktikan kesuciaannya. Karena Dewi Sinta benar-benar suci, api pun tak membakar sehelai kain yang dikenakan Dewi Sinta. Akhirnya Rama menerima kembali Dewi Sinta.Namun, di satu sudut yang tak diketahui orang-orang, diam-diam Dewi Sinta menangis tersedu. Hatinya yang tulus tak kuasa menerima fakta, bahwa Rama tak benar-benar mencintainya. Bahkan sempat meragukan kesetiaannya. Sementara, orang yang dicintainya, Rahwana telah berbeda alam.Dari kisah bucin Rahwana pada Dewi Sinta ini ada sebuah pesan mendalam yang bisa kita petik. Bahwa jangan melihat seseorang dari penampilannya. Meskipun Rahwana dianggap menjijikan dan menyeramkan namun cintanya benar-benar tulus.Ada sebuah quote yang terkenal dari Rahwana tentang ketulusan Rahwana. Quote ini diviralkan oleh seniman bernama Sujiwo Tejo.
"Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang. Kenapa kau bangun begitu megah rasa cinta itu di hatiku?"

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *