Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

JATAM: Tak Pernah Ada Cerita Warga Sekitar Tambang Sejahtera

Kabar Trenggalek - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai rencana pertambangan emas di Kabupaten Trenggalek tidak akan menyejahterakan warga sekitar tambang. Hal itu disampaikan Merah Johansyah, Koordinator Nasional Jatam, dalam diskusi "Rakyat Trenggalek Waspada Tambang Emas" yang diadakan oleh Aliansi Rakyat Trenggalek, Rabu (15/09).

Merah mengatakan, adanya tambang emas di Kabupaten Trenggalek tidak akan menyejahterakan masyarakat. Menurut Merah proses pertambangan emas berbahaya bagi kehidupan manusia serta lingkungan

"Untuk memisahkan biji emas ada dua opsi. Dengan menggunakan merkuri dan sianida, selain bahaya bagi kesehatan warga sekitar, namun juga bahaya bagi makhluk dan tumbuhannya," kata Merah.

"Kasus pada Poboya, sangat luar biasa pencemarannya. Teman-teman Jatam memetakan ancaman pencemaran sampai 7 Kilometer. Bahkan sampai masuk dalam air di bawah tanah," ungkap Merah.

Merah juga menyampaikan, pertambangan di Teluk Palu mengakibatkan udang tidak bisa dimakan. Selain udang, tumbuhan pisang juga tidak bisa dimakan karena sudah tercampur dengan merkuri.

"Tak jauh lagi, seperti di Banyuwangi Jawa Timur, yang ditambang PT Bumi Suksesindo (BSI). Bahkan mengekspansi sampai Pegunungan Salakan setelah menghancurkan Tumpang Pitu," jelas Merah.

Selain itu, Merah juga bercerita tentang pertambangan emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur yang tidak menyejahterakan masyarakat. Merah menjelaskan rekaman cerita masyarakat terkait Gunung Tumpang Pitu dan Gunung Salakan yang pernah berjasa kepada masyarakat.

"Pada bencana tsunami 1994, saat itu dua gunung (Tumpang Pitu dan Salakan) membendung laju air tsunam," kata Merah.

Merah mengatakan, Jatam mencoba overlay 1267 sumber mata air dan overlay di pertambangan sebagian besar masuk. Kekayaan Trenggalek, kata Merah, jauh lebih besar daripada emas yang digali. Merah juga menyampaikan, tidak ada ceritanya pertambangan yang memberi kesejahteraan.

"Hanya mitos jika pertambangan itu membuat kekayaan. Ekspansi pertambangan justru membawa kemisikman, dan penyakit," tegas Merah.