KBRT – Harga gabah kering di tingkat petani di Desa Krandegan, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, mengalami kenaikan pada musim panen kali ini. Namun, para petani enggan menjual hasil panennya lantaran produksi yang menurun drastis akibat serangan hama wereng.
Katimin (60), petani asal Dusun Suwaru, Desa Krandegan, mengaku biasanya mampu menjual lebih dari lima karung gabah ke pedagang desa. Tapi musim ini, ia tidak berani melepas hasil panennya meski harga gabah mencapai Rp8.000 per kilogram.
“Biasanya ya jual gabah sampai 5 karung lebih ke pedagang desa, tapi panen kali ini tidak berani walau harga sampai Rp8.000 per kilonya,” ujar Katimin.
Katimin menyebut harga gabah saat ini mengalami kenaikan dibanding musim sebelumnya yang hanya Rp7.200 per kilogram. Meski harga tersebut sudah berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP), para petani tidak bisa menikmati keuntungan karena hasil panen jauh dari harapan.
“Biasanya dapat sekitar 15 karung lebih, tapi panen kali ini cuma 5 karung kira-kira kalau sudah kering. Werengnya sudah tak bisa dimatikan,” lanjutnya.
Lahan sawah seluas 150 ru yang digarap Katimin dengan sistem sewa gagal memberikan hasil maksimal. Ia bahkan mengaku masih kesulitan menutup biaya modal produksi.
Penurunan hasil panen ini menimbulkan kekhawatiran akan berlanjut hingga musim tanam ketiga yang dimulai bulan depan. Walaupun ketersediaan air irigasi di wilayah persawahan mencukupi, Katimin tetap khawatir produksi semakin merosot.
Kondisi serupa juga dialami oleh Khomsatun (62), petani lain di Dusun Krandegan. Sawahnya yang juga seluas 150 ru hampir mengalami gagal panen akibat serangan hama wereng.
“Biasanya ya 1 ton lebih, tapi kali ini hampir gagal panen kalau tidak saya paksakan kemarin. Gabahnya jadi banyak yang tak berisi,” ujarnya.
Menurut Khomsatun, panen terpaksa dilakukan lebih awal karena tanaman belum cukup umur. Ia biasanya menjual dua hingga tiga karung gabah setiap musim panen untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Namun kali ini, ia memilih menyimpan semuanya untuk kebutuhan konsumsi keluarga.
“Di sini banyak malah yang tidak panen, untungnya saya masih sempat menyelamatkan sawah saya dari wereng. Ya mungkin dapatnya kalau sudah kering seperempat ton,” tandasnya.
Para petani berharap adanya dukungan dari pemerintah dalam penanganan hama dan kepastian harga hasil pertanian, agar mereka tidak terus merugi meskipun harga pasar naik.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz