KBRT – Satu jam latihan catur setiap hari tanpa jeda menjadi kebiasaan Avita Ayu Pratiwi (17) selama enam bulan terakhir. Usaha keras itu terbayar saat ia berhasil meraih medali emas di cabang catur kilat perorangan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025.
Avita, pelajar MAN 1 Trenggalek kelas 10 asal Desa Parakan, Kecamatan Trenggalek, menumbangkan lawan tangguh, Dhea Safitri dari Bangkalan, yang sudah menyandang gelar Women Master Nasional dan kerap mewakili Indonesia di ajang internasional. Kemenangan itu menjadi medali emas pertama yang dipersembahkan Trenggalek di ajang Porprov tahun ini.
“Persiapan saya sangat intensif. Setiap hari sepulang sekolah, setelah mengerjakan tugas, saya langsung latihan sama kakak. Enggak pernah libur,” kata Avita dengan mata berkaca-kaca.
Kecintaannya pada catur tumbuh sejak kecil. Kedua kakaknya adalah pecatur aktif dan sering membawa pulang piala. Dari situlah benih semangat itu tumbuh. Ia mulai belajar catur sejak masih TK dan cepat memahami strategi dasar permainan papan 64 kotak itu.
Andika Yogi Setiawan (26), kakak kandung sekaligus pelatih Avita, mengatakan bahwa bakat adiknya sudah terlihat sejak awal. Saat ini, Andika juga menjadi official Kontingen Catur Trenggalek.
“Saya tahu Avita itu punya bakat. Saat diajar materi langsung paham cepat,” ujar Andika.
Untuk memperkuat latihan, Avita kerap menggunakan aplikasi catur online ketika tidak bisa berlatih langsung. Meski latihan berlangsung rutin, Andika mengakui bahwa melatih adik sendiri tidak selalu mudah. Mereka kerap berdebat saat menganalisis pertandingan. Namun, hubungan keduanya tetap akrab dan justru semakin erat karena catur.

“Saya bersyukur bisa dapat memenangkan kompetisi ini, karena sudah jadi cita-cita saya dari dulu. Selain itu, habis dari sini saya jadi lebih bersemangat untuk ikut event yang lebih tinggi,” lanjut Avita.
Avita mengaku pernah dua kali ikut Porprov sebelumnya, namun belum berhasil membawa pulang emas. Saat itu ia bertanding dalam kategori beregu dan pernah meraih medali perak pada tahun 2021.
“Pertandingan Porprov kali ini sangat menegangkan bagi saya, karena rata-rata lawan saya adalah pemain tingkat nasional dan ada juga yang sudah ikut event internasional,” terang Avita.
Dari seluruh lawan yang dihadapi, Avita menyebut atlet dari Kota Kediri sebagai lawan terberat karena pernah bertanding di level internasional. Namun justru partai final melawan Dhea dari Bangkalan terasa paling menegangkan. Setelah menang, ia langsung menatap tantangan selanjutnya.
Avita dijadwalkan kembali bertanding di ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) pada 7 Juli 2025 di Jember. Ia masih menjalani latihan rutin setiap hari bersama kakaknya.
“Meski Porprov sudah selesai, kami terus berlatih intensif demi mencapai target selanjutnya untuk memenangkan Porseni dan mewakili Jawa Timur di ajang nasional selanjutnya,” tambah Andika.
Andika, yang juga memiliki sekolah catur di rumahnya, menyatakan siap terus mendampingi Avita mengejar mimpinya. Ia berharap prestasi Avita bisa menginspirasi anak-anak muda lainnya di Trenggalek.
“Harapan saya semoga Avita dapat terus berusaha menggapai cita-citanya, tentunya juga dapat mengharumkan nama Kabupaten Trenggalek sendiri ke depannya,” tutup Andika.
Kisah Avita adalah bukti nyata bahwa ketekunan dan dukungan keluarga bisa melahirkan prestasi besar. Lewat catur, Avita membuat kita makin tahu Indonesia, bahwa dari kota kecil pun bisa lahir atlet tangguh yang siap mengharumkan nama daerah dan bangsa.
Kabar Trenggalek - Feature
Editor:Zamz