Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Berawal dari Krisis, Trias Yuni Bangkit Jadi Peternak Gurame yang Berdaya di Trenggalek

Trias Yuni Setiawan, pemuda asal Trenggalek, menemukan jalan hidupnya lewat usaha ternak ikan gurame setelah gagal bekerja di kota dan membantu biaya operasi kakaknya.

  • 19 Oct 2025 10:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Gagal bekerja di Surabaya, Trias justru sukses jadi peternak gurame.
    • Usaha bermula dari niat membantu biaya operasi kakak.
    • Kini memiliki lima kolam gurame dan bisa menjual hingga dua kwintal per bulan.

    KBRT – Menyandang gelar Sarjana Manajemen dari salah satu kampus di Malang sempat membuat Trias Yuni Setiawan berangan-angan bisa bekerja di perusahaan besar. Namun, nasib berkata lain.

    Puluhan perusahaan di Kota Surabaya telah ia sambangi dengan membawa surat lamaran kerja. Beberapa sempat memanggilnya untuk wawancara, tapi hanya satu yang benar-benar memberinya kesempatan bekerja.

    “Saya lulus kuliah itu tahun 2014, sempat merantau lalu bekerja di Surabaya selama tiga bulan. Waktu itu sekitar tahun 2016 sudah di rumah dan kerja di tempat percetakan karena dipanggil orang tua buat pulang, dan kakak saya kecelakaan, uangnya untuk operasi tidak cukup,” kenang Trias.

    Dari peristiwa itulah jalan hidupnya berubah. Demi membantu biaya operasi kakak, Trias membangun kolam ikan sederhana di pekarangan rumah. Ia kemudian mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memulai ternak ikan gurame.

    “Alhamdulillah hikmahnya dari itu bisa buat seperti ini, ringkas ceritanya,” ujarnya dengan senyum tipis.

    Kini, Trias memiliki usaha peternakan gurame yang menopang kebutuhan keluarga, termasuk kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Pinjaman bank ia lunasi secara bertahap, tanpa meminta bantuan sedikit pun dari kakaknya yang pernah ia tolong.

    “Mumpung masih ada orang tua, jadi kalau bisa ya dibahagiakan. Sekarang kalau saya tinggal kerja di percetakan, yang melayani ya bapak sama ibu, biar jadi kesibukan di rumah. Sebelumnya mereka selalu memaksa buat bekerja,” lanjutnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Di depan rumahnya, lima kolam ikan gurame berjejer rapi. Satu kolam besar berukuran 8x12 meter, empat lainnya kolam terpal berdiameter tiga meter. Dalam sebulan, Trias bisa menjual lebih dari dua kwintal ikan gurame.

    Awalnya, ia hanya berniat membibitkan ikan untuk kesenangan. Namun seiring waktu, ia menyadari peluang ekonomi dari ternak tersebut.

    “Saya tidak buat target besar-besaran. Tapi sehari bisa laku 10 kilogram itu sudah cukup bagi saya dan keluarga. Ya meskipun sekarang harganya agak turun di Rp36.000 per kilo, kalau sebelum Agustus bisa Rp42.000,” katanya.

    Untuk biaya perawatan, Trias menyebut gurame tidak memerlukan banyak pakan. Lima kolam gurame mudanya hanya menghabiskan sekitar 60 kilogram pelet setiap bulan.

    “Kalau masih kecil makannya sedikit. Tapi dua-tiga bulan sebelum panen, baru pakan lebih banyak,” jelasnya.

    Meski peternak gurame di Trenggalek masih bisa dihitung jari dan penjualannya berskala kecil, Trias tak menyesal dengan jalan yang ia pilih. Baginya, rezeki bukan sekadar dari pekerjaan formal, tapi dari niat baik yang tulus.

    “Seumpama saya nggak menolong kakakku, apa mungkin saya di rumah dan bisa merawat orang tua. Pelajaran yang saya dapat itu ya tolong-menolong tanpa minta imbalan itu tidak ada ruginya,” tuturnya menutup percakapan.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Zamz