Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Bayi Meninggal Pasca Imunisasi di Trenggalek, Polisi Minta Keterangan 13 Orang

Bayi meninggal pasca Imunisasi di Trenggalek. Mendapati laporan dari pihak keluarga, kini Polres Trenggalek mintai keterangan beberapa pihak.Iptu Agus Salim, Kasatreskrim, Polres Trenggalek, menerangkan dalam penyelidikan dengan meminta keterangan kepada 12 sampai 13 orang."Saat ini masih tahap penyelidikan dengan memintai keterangan sebanyak 12 sampai 13 orang," terang Agus Salim kepada awak media.Agus Salim tak menafikan bahwa untuk mengetahui penyebab bayi meninggal harus menunggu hasil investigasi dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI)Hasil investigasi dari Komnas KIPI nantinya bakal menjadi salah satu petunjuk untuk penyelidikan bayi lima bulan meninggal pasca imunisasi."Selain itu untuk melakukan autopsi kepada bayi juga menunggu hasil investigasi dari KIPI terlebih dahulu," paparnya.Keputusan waktu autopsi setelah pengumuman Komnas KIPI juga berdasarkan koordinasi dengan Biddokkes Polda Jatim. Sementara, keterangan yang ia dapatkan, hasil investigasi Komnas KIPI akan diumumkan dalam dua hari ke depan."Dalam waktu dekat kami juga akan mengajukan legal opinion atas temuan kami kepada fakultas kedokteran salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur," tandasnya.Sekedar menambahkan kabar, Mukono (46) ditemani istrinya Adelia (17) saat ditemui awak media mengaku bahwa pada Selasa (21/03/2023), bahwa anaknya MAOR (5) dibawa ke bidan setempat untuk imunisasi.Namun, pasca imunisasi suntik TT atau vaksin tetanus, berdampak pada suhu badan meningkat, hingga berujung bayi meninggal dunia.“Dampaknya setelah disuntik TT suhu badan meningkat dan mengalami kejang, kemudian kami bawa kembali anak ke bidan,” terang Mukono, warga Kecamatan Pogalan.Mukono mengaku, ia mendapatkan obat dari bidan. Ia mendapatkan informasi bahwa anak sudah biasa mengalami panas ketika diimunisasi.“Setelah itu kami bawa pulang dan suhu badan tidak turun sampai kondisi anak saya kejang, kemudian saya bawa ke bidan kembali lalu dapat rujuk ke puskesmas,” tegasnya.Karena kondisi anaknya yang sudah kritis, puskesmas merujuk ke Rumah Sakit Dr. Soedomo. Saat dirujuk ke rumah sakit, kondisi anak sudah lemah.“Dirawat satu hari satu malam hingga anak kami meninggal dunia. Anak saya kondisi sehat sebelum diimunisasi,” tambahnya.