Bayi 5 Bulan Meninggal Pasca Imunisasi, Dinas Kesehatan Trenggalek Buka Suara
Insiden bayi 5 bulan meninggal pasca imunisasi, kini orang tua lapor polisi. Tak lain, kedua orang tua tersebut tak terima dan menganggap kematian anaknya ada yang janggal.Kedua orang tua itu menduga, meninggalnya bayi 5 bulan itu karena dampak imunisasi geger di masyarakat. Menanggapi insiden demikian, Sunarto, Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek, buka suara.Sunarto menganggap vaksin yang diberikan kepada bayi di Kecamatan Pogalan itu aman. Dibuktikan dengan tidak ada kasus yang sama kepada bayi lain pasca imunisasi."Kalau [vaksin] disuntik dengan orang yang sama tentu akan menimbulkan dampak sama. Namun ini tidak ditemukan dampak yang sama, artinya [kesimpulan awal] vaksin aman," kata Sunarto.Kata Sunarto, sebelum memberikan imunisasi, tenaga kesehatan melakukan observasi dan skrining pada bayi. Di antaranya, kontraindikasi saat imunisasi diberikan."Dari jenis imunisasi yang diberikan juga terlihat jika sang bayi sebelumnya sudah pernah mendapatkan imunisasi serupa dan pada imunisasi sebelumnya aman dan tidak ada keluhan," tegasnya.Dalam imunisasi yang diberikan kepada bayi lima bulan MAOR tiga jenis pada (21/03/2023) lalu. Di antaranya, DPT-HB-HIB 2, lalu polio 3, dan PCV 1 di salah satu Polindes Kecamatan Pogalan.Dalam insiden bayi 5 bulan meninggal itu, Sunarto enggan memberikan komentar detail terkait penyebab utama. Dirinya hanya memberi kesimpulan awal karena Co-Insiden (suatu insiden yang terjadi bersamaan)."Kesimpulan sementara [kasus] seperti klasifikasinya WHO adalah Co-Insiden, namun kasus tersebut akan didalami oleh Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi [KOMDA KIPI]" paparnya.Sekadar menambahkan kabar, Mukono (46) ditemani istrinya Adelia (17), warga Kecamatan Pogalan, saat ditemui awak media mengaku pada Selasa (21/03/2023), bahwa anaknya MAOR (5 bulan) dibawa ke bidan setempat untuk imunisasi.Namun, pasca imunisasi suntik TT atau vaksin tetanus, berdampak pada suhu badan meningkat hingga berujung meninggal dunia.“Dampaknya setelah disuntik TT suhu badan meningkat dan mengalami kejang, kemudian kami bawa kembali anak ke bidan esok harinya,” terang Mukono.Mukono mengaku, ia mendapatkan obat dari bidan. Ia mendapatkan informasi bahwa anaknya sudah biasa mengalami panas ketika diimunisasi.“Setelah itu kami bawa pulang dan suhu badan tidak turun sampai kondisi anak saya kejang, kemudian saya bawa ke bidan kembali lalu dapat rujuk ke puskesmas,” tegasnya.Karena kondisi anaknya yang sudah kritis, puskesmas merujuk ke Rumah Sakit Dr. Soedomo. Saat dirujuk ke rumah sakit, kondisi anak sudah lemah.“Dirawat satu hari satu malam hingga anak kami meninggal dunia. Anak saya kondisi sehat sebelum diimunisasi,” tandasnya.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow