Pantai Konang merupakan salah satu pantai Trenggalek yang bagus. Pemandangan di Pantai Konang begitu eksotis, dengan bentang alam dikelilingi bukit-bukit tinggi yang memukau. Tapi, apakah kamu tahu asal usul nama Pantai Konang Trenggalek?
Pantai Konang berada di Dusun Sukorejo, Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek. Saat Sedekah Laut Pantai Konang 2023 kemarin (09/08/2023), Romo Widodo, Pelestari Budaya di Panggul, menjelaskan filosofi upacara adat tersebut. Ia juga mengungkapkan asal usul dari nama Pantai Konang.
Menurut Romo Widodo, nama "Konang" berkaitan erat dengan sejarah Pantai Konang. Belum diketahui pasti sejak tahun berapa nama "Konang" diresmikan. Akan tetapi, ada cerita pinisepuh (nenek moyang) yang dituturkan turun-temurun secara lisan kepada warga.
Romo Widodo menyampaikan, asal usul nama Pantai Konang yaitu dari hewan kunang-kunang. Pada zaman dahulu, wilayah Pantai Konang begitu gelap karena belum ada lampu sama sekali. Kemudian ada Eyang Pancer, salah satu pinisepuh, yang melahirkan bayi. Di hari kelahiran itulah, banyak kunang-kunang yang datang menyinari kegelapan di wilayah Pantai Konang.
"Konang itu berasal dari si Konang Jabang Bayi. Jadi di sini dulu pernah ada pinisepuh yang melahirkan. Di sini belum ada lampu. Saking banyaknya binatang yang membawa lampu, kunang kunang, akhirnya Eyang Pancer menyuruh seluruh keluarganya bersaksi bahwa di sini dinamakan Pantai Konang," ujar Romo Widodo.
Selain mewariskan nama yang indah, nenek moyang di kawasan Pantai Konang juga mewariskan tradisi budaya untuk kebaikan seluruh masyarakat. Tradisi itu adalah Sedekah Laut Larung Sesaji. Masyarakat Panggul memperingati tradisi itu setiap tahunnya.
Romo Widodo menjelaskan filosofi Sedekah Laut Larung Sesaji. Menurutnya, kata 'Larung' berasal dari bahasa Jawa 'kedarung-darung' yang artinya terlanjur atau kebablasan.
Masyarakat Jawa yang tidak ingin kedarung-darung, melakukan tindakan sebagai rambu-rambu jalan hidupnya, dengan memberikan persembahan. Dalam Sedekah Laut, persembahan itu salah satunya berupa kepala sapi.
Romo Widodo mengatakan, dalam keyakinan masyarakat Jawa, melarung kepala sapi diyakini bisa membuang perwatakan nafsu hewan yang ada di tubuh manusia. Sebab, sering kali ketika manusia emosi itu kata-kata yang diucapkan menyerupai hewan.
Selain itu, pengaruh watak nafsu hewan itu dibawa oleh ilmu atau aji-aji pancasona dari masyarakat Jawa. Ilmu ini masih berpengaruh jika di darat. Tapi jika terkena air di laut, pengaruh itu akan hilang.
"Supaya tidak nyambung perwatakan yang seperti binatang, dilarung sesaji, hilang sifat hewan di tubuh manusia. Di situlah jadi manusia yang sejati. Bisa berjalan di atas kebajikan dan kebenaran," terang Romo Widodo.
Asal usul nama Pantai Konang dan filosofi Sedekah Laut Larung Sesaji memiliki makna yang mendalam dan menjadi salah satu pandangan hidup masyarakat Panggul. Dengan melestarikan tradisi dari nenek moyang, masyarakat berharap bisa selalu diberkahi kesejahteraan dan keselamatan dalam menjalani kehidupan.