KBRT – Menjelang musim karnaval Agustus, pelaku usaha persewaan kostum di Kabupaten Trenggalek mulai dilanda kecemasan. Pasalnya, hingga akhir Juli, belum ada satu pun pesanan masuk, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang sudah ramai sejak jauh hari.
Irfan Sanjaya, pemilik usaha persewaan dan produksi kostum kesenian “Indah Sanjoyo” di RT 25 RW 8, Kelurahan Surodakan, mengaku biasanya menerima pesanan kostum 1 hingga 2 bulan sebelum Agustus. Namun, tahun ini kondisinya berbeda.
“Sejak tiga bulan lalu saya sudah mulai merancang konsep kostum, tapi tidak seperti tahun kemarin. Kali ini karena jadwal karnaval belum resmi turun, belum ada yang memesan kostum,” ujar Irfan.
Usahanya memproduksi berbagai jenis kostum karnaval secara mandiri, mulai dari tema jaranan, cerita pewayangan, hingga kerajaan. Irfan menyebut saat ini setidaknya tersedia lebih dari 200 set kostum siap sewa.
“Jumlah pastinya saya tidak pernah hitung. Tapi karena tiap tahun produksi terus, jumlahnya ya bertambah terus,” ungkapnya.
Harga sewa kostum di tempat Irfan bervariasi. Untuk anak usia PAUD atau TK, biaya sewanya Rp50.000 per kegiatan. Anak usia SD dikenakan tarif Rp75.000, sementara untuk dewasa mulai dari Rp100.000.
“Sistem sewanya tiga hari. Hari pertama untuk pengambilan kostum, hari kedua dipakai saat pawai, dan hari ketiga untuk pengembalian,” jelas Irfan.
Ia juga mengingatkan penyewa agar tidak mencuci kostum sendiri karena dapat merusak atau menghilangkan bagian-bagian penting pada desain kostum tersebut.
Dalam musim Agustusan normal, Irfan bisa meraup omzet hingga Rp20 juta. Namun tahun ini ia memperkirakan pendapatan akan menurun, seiring belum jelasnya jadwal karnaval serta kondisi ekonomi masyarakat.
“Sudah ada beberapa orang yang menghubungi, tapi belum ada yang jadi karena karnavalnya belum jelas,” ujarnya.
Irfan mengungkapkan bahwa usaha seperti miliknya hanya memiliki satu masa panen dalam setahun, yaitu saat Agustusan. Ketidakjelasan jadwal karnaval pun membuat pelaku usaha sepertinya resah.
“Perias atau penyewaan kostum seperti saya, itu dalam setahun ya hanya ini panennya. Maka setelah kelihatan antusias masyarakat yang kurang dan malah karnavalnya tidak tahu jadi atau tidak ya cukup resah,” katanya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz