Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Aksi Terima Kasih PMII Trenggalek ke KPU, GMNI: Tak Cerminkan Marwah Gerakan Mahasiswa

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Trenggalek melangsungkan aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Aksi itu lantaran PMII Trenggalek klaim KPU telah sukses membawa pemilihan umum (pemilu) 2024 secara damai.Namun, aksi tersebut mendapat respon kritis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Trenggalek. Pasalnya, tolok ukur pemilu 2024 damai belum bisa diklaim pada saat ini.Ketua DPC GMNI Trenggalek, Mochamad Shodiq Fauzi mengungkapkan, ironis jika mahasiswa yang seharusnya membawa pikiran kritis justru melakukan aksi damai dengan memuji."Sangat disayangkan sahabat PMII membebek di depan kantor penyelenggara pemilu, seharusnya ia membawa misi kritis terkait temuannya soal Pemilu 2024," terang Shodiq.Shodiq memaparkan, di Trenggalek ada beberapa insiden pasca pemilu 2024. Pertama, soal penyelenggara yang mengalami sakit, kemudian adanya Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 3 TPS."Ada penyelenggara yang sakit itu bagaimana hak-haknya, jika hanya diberikan santunan, regulasi soal teknis penyelenggara pemilu 2024 kemarin perlu dikritisi, karena menghabiskan waktu hingga larut malam dan menyebabkan sakit bahkan korban jiwa," tegasnya.Lanjutnya, jika pemilu 2024 berjalan damai, seharusnya tidak ada penyelenggara yang tewas. Seharusnya, suara kaum marjinal yang tertindas akibat pemilu 2024 ini juga disampaikan pada aksi."Kami menegaskan, aksi damai tersebut tidak mencerminkan marwah gerakan mahasiswa, tapi lebih mencerminkan terkikisnya idealisme mahasiswa," papar Shodiq.Menurutnya, gerakan mahasiswa adalah agen perubahan, penjaga moral bangsa, dan pembawa obor pencerahan. Shodiq khawatir, bahwa gerakan terima kasih itu akan menggeser peran dan marwah mahasiswa."Kami hanya mengingatkan saja sesama mahasiswa, agar jangan terjebak pada gerakan yang tidak membawa perubahan untuk rakyat, yang terlihat justru gerakan berbau orderan," ujarnya.